Liputan6.com, Jakarta - Besaran pendapatan ekspor Korea Utara ke China dilaporkan merosot tajam pada April lalu ke angka di bawah US$ 100 juta. Bea Cukai China mengungkap, jumlah tersebut merupakan level terendah dalam tiga tahun lamanya.
Selama April 2017, China hanya membeli barang dari Korea Utara senilai US$ 99,3 juta. Dilansir dari Reuters, Sabtu (27/5/2017), angka itu merupakan jumlah terendah yang pernah tercatat sejak Juni 2014, bahkan lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor pada bulan Maret 2017 sebesar US$ 114,6 juta.
Baca Juga
Komoditas impor yang paling banyak dibeli China pada April lalu adalah bijih besi mencapai 285 ribu ton. Jumlah tersebut naik 10 persen dari bulan sebelumnya dan 2,5 kali lebih besar dari tahun 2016.
Advertisement
Turunnya pendapatan ekspor Korea Utara dari China diperkirakan karena Negeri Tirai Bambu ini telah berhenti membeli batubara dari Korea Utara. Hal ini dilakukan menyusul tekanan sanksi PBB yang semakin besar terhadap Korea Utara.
China merupakan mitra dagang terbesar negara pimpinan Kim Jong Un tersebut. Penghentian impor batubara yang dilakukan China pada 26 Februari dinilai telah membatasi kemampuan Pyongyang untuk meningkatkan perekonomiannya melalui ekspor.
Analis Korea Utara Cho Bong-hyun mengatakan, pendapatan ekspor Korea Utara dari China diprediksi akan terus menurun akibat pemerintah Korea Utara yang terus-menerus melakukan uji coba rudal. Pendapatan ekspor Korut dari China sudah turun sejak bulan Desember 2016.
"Ini tidak akan menjadi bencana bagi Korea Utara, tapi jelas akan menyakiti Korea Utara, karena telah biasa mengekspor barang ke China senilai sekitar US$ 3 miliar per tahun," ujar Cho.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, penghentian impor batubara ke Korea Utara merupakan bagian dari komitmen China untuk menjaga keamanan internasional.
"Ini adalah kewajiban kami sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab dan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB," kata Hua.
Sebelumnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa secara bulat menyetujui resolusi mengenai pemberian sanksi kepada Korea Utara pada 2016. Sejumlah diplomat menyatakan resolusi ini memuat sanksi terberat agar Korea Utara tak memiliki kemampuan untuk mendanai program senjata nuklirnya, termasuk menghancurkan keamanan teknologi dan sumber lain untuk program senjata nuklir negara itu.
Selain China, mitra dagang terbesar Korea Utara lain yaitu India juga telah mengumumkan pemutusan kerja sama dagang dengan Negeri Ginseng Merah ini. Pemutusan kerja sama dagang ini berlaku bagi semua barang ekspor, terkecuali bahan makanan dan obat-obatan.