Liputan6.com, Jakarta Pengusaha meminta pemerintah mewaspadai lonjakan impor produk makanan dan minuman (mamin) pada Ramadan dan Lebaran ini. Biasanya, saat kedua momen tersebut terjadi lonjakan permintaan dan diiringi oleh lonjakan impor produk mamin.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, saat Ramadan dan Lebaran biasanya terjadi lonjakan impor produk mamin. Namun dia tidak bisa memastikan berapa besar angka lonjakan impor tersebut karena tidak semua produk masuk secara legal.
Baca Juga
‎"Biasanya Ramadan dan Lebaran impor meningkat. Kemudian season Natal dan tahun baru juga meningkat," ujar dalam acara FGD Analisis Kebijakan Hambatan Nontarif Produk Industri di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Advertisement
Dia mengungkapkan, produk-produk mamin tersebut terbesar masuk dari Thailand dan China. Kemudian diikuti oleh Malaysia dan Vietnam.
"Minus kita terbesar dari Thailand dan China. Produknya seperti bumbu-bumbuan, mie, biskuit, minuman," kata dia.
Diakui Adhi, membanjirnya produk mamin tersebut ke Indonesia lantaran daya saing produk lokal yang masih rendah, terutama dari sisi harga. Produk asal Thailand dan China bisa dijual lebih murah karena biaya produksi di negaranya lebih rendah dibandingkan produk yang dibuat di Indonesia.
"Industri dalam negeri tetap antisipasi, cuma memang daya saing Indonesia kalah terutama dari Thailand, Malaysia, Vietnam, kita jelek. ‎Kalah dari sisi harga, mereka packaging murah, gula murah, bahan baku murah, itu kita kalah. Indonesia harus berjuang bagaimana menurunkan bahan baku lebih murah, lancar," tandas dia.