Sukses

Bos KAI: Stasiun Kini Bersih dari Praktik Calo dan Pemalsu Tiket

KAI melihat ada fenomena joki untuk mengantre tiket penumpang yang membayarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro memastikan lingkungan stasiun kini sudah bersih dari calo maupun pemalsu tiket. Akan tetapi, masih ada praktik perjokian untuk mengantre tiket dengan imbalan uang.

"Pemalsuan hampir tidak mungkin terjadi, calo pun sudah tidak ada. Saya prediksi tidak akan ada lagi karena semua sudah serba elektronik, tidak mungkin bisa kalau tidak sesuai dengan identitas asli," kata Edi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Dia menuturkan, KAI saat ini menerapkan sistem check in dan boarding pass untuk mencegah peredaran tiket palsu. Ketika penumpang akan boarding, Edi mengatakan, mereka harus menyerahkan identitas asli berupa KTP atau SIM, atau passpor.

"Kami tidak mau terima fotokopi identitas, harus asli KTP atau SIM. Kalau ada beli tiket pakai foto dia, tapi data orang lain, pasti tercegat di boarding, dan mereka bisa kena. Ini semua kan sudah elektronik, jadi tidak mungkin bisa-lah (pemalsuan)," dia menjelaskan.

Edi mengatakan, saat ini calo pun tidak lagi bisa mengakali petugas KAI. Namun, fenomena yang berkembang sekarang adalah perjokian. Joki tiket ini rela mengantre untuk mendapatkan tiket penumpang yang membayarnya. Tentu saja menggunakan identitas si calon penumpang.

"Buat saya mungkin bukan pemalsuan, tapi perjokian. Orang antre tiket, dibayar. Kalau calo membeli tiket dulu sebanyak-banyaknya, lalu dijual ke calon penumpang," ujar dia.

Edi mengimbau kepada masyarakat untuk membeli tiket kereta api secara online atau di tempat-tempat resmi lainnya, yaitu Indomaret dan Alfamart.

"Saya imbau jangan pernah membeli tiket dari yang tidak resmi karena nanti akan kesulitan sendiri. Calo dan pemalsu tiket hidup karena adanya permintaan. Kalau tidak ada yang minta, percaloan, pemalsuan, dan perjokian bakal mati dengan sendirinya," tegas dia.

 

Â