Sukses

Bank Dunia: Perdagangan dan Manufaktur Jadi Pendorong Ekonomi

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang naik 0,6 poin menjadi 1,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) memperbaharui laporan ekonomi. Dalam pembaharuan ini, lembaga dunia ini tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini di angka 2,7 persen. Ada beberapa yang mengalami peningkatan ekonomi tetapi juga ada yang melambat.

Pendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sektor manufaktur dan perdagangan. Kedua sektor tersebut bakal menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dunia karena kepercayaan pasar telah membaik dan juga pemulihan harga beberapa komoditas.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia oleh Bank Dunia di tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan pada tahun lalu. Di 2016, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya 2,4 persen saja. Sedangkan di awal 2017 ini Bank Dunia mengubahnya menjadi 2,7 persen.

Menurut laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia telah menunjukkan perbaikan terutama untuk Jepang dan kawasan Eropa.

Sementara untuk tujuh pasar negara berkembang terbesar yaitu China, Brasil, Meksiko, India, Indonesia, Turki dan Rusia kembali menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dunia

Direktur Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan, beberapa tahun terakhir, banyak negara menggunakan waktu yang ada untuk memberbaiki atau mereformasi kelembagaan sehingga menarik investasi. "Langkah ini membantu pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang," jelas dia dalam sebuah pernyataan.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang naik 0,6 poin menjadi 1,5 persen. Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi di Eropa naik 0,2 poin menjadi 1,7 persen. Dalam kedua kasus ini, kenaikan angka ekspor dan pelonggaran kebijakan moneter menjadi mendukung pertumbuhan.

Untuk Amerika Serikat (AS), Bank Dunia justru menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,1 persen karena pelemahan belanja konsumen. Untuk 2018 nanti, AS diperkirakan bakal tumbuh 2,2 persen.

Bank Dunia tidak mengubah estimasi pertumbuhan ekonomi China yaitu tetap di 6,5 persen. Angka ini melambat jika dibanding dengan tahun lalu yang ada di angka 6,7 persen.

Sedangkan untuk beberapa eksportir komoditas seperti Argentina, Brasil, Nigeria dan Rusia akan mengakhiri masa resesi dan membukukan pertumbuhan positif.