Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) ke lokasi-lokasi macet parah pada musim mudik Lebaran 2017. Langkah tersebut dilakukan agar kejadian seperti di pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) pada tahun lalu tidak terulang kembali.
Senior Vice President Fuel Retail Marketing‎ Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan, pada tahun lalu banyak kendaraan mogok karena kehabisan BBM menuju pintu pintu keluar tol Brebes Timur. Antrean gerbang keluar yang sangat panjang membuat mobil kehabisan BBM.Â
Para spekulan pun memanfaatkan keadaan tersebut dengan menjual BBM dengan harga jauh di atas pasaran. Harga BBM yang wajarnya di bawah Rp 10 ribu per liter, di tangan para spekulan menjadi lebih dari Rp 50 ribu per liter. Tentu saja keadaan seperti itu sangat merugikan para pemudik.Â
Advertisement
Baca Juga
"Ketika di satu wilayah terjadi rush di luar normal, oleh para spekulan harga bisa dimainkan," kata Gigih, Selasa (6/6/2017).
Aksi spekulan tersebut muncul akibat pasokan dengan kebutuhan tidak seimbang. Oleh karena itu, Pertamina telah menyiapkan siasat agar kejadian seperti di Brexit pada tahun lalu tidak terjadi lagi.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyediakan BBM pada titik yang di perkirakan rawa terjadi kemacetan. "Oleh karena itu bagi Pertamina, bagaimana kuat-kuatan, melakukan pasokan di pasar. Di sini kami gerak cepat supaya stabil," tutur Gigih.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, yaitu di mana saat kondisi lalu lintas macet, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak bisa diakses akibat tertutup kendaraan.‎
Pertamina telah menyiapkan pasukan khusus dengan menggunakan armada sepeda motor membawa BBM kemasan, pasukan tersebut nanti akan mendatangi kendaraan masyarakat yang kehabisan BBM di tengah jalan akibat macet mudik 2017.
Dengan begitu, dapat mengurangi aksi spekulan yang menjual BBMÂ dengan harga yang di atas harga normal.
"Kita harus antisipasi. Lonjakan harga terjadi itu karena ada penyumbatan di SPBU. Sebenarnya pasokan BBM ada tapi tak bisa diakses karena penuh. Hal itu dimanfaatkan oknum tertentu dengan menjual BBM di luar harga normal. Di sini Pertamina membuat skenario dengan armada cadangan sepeda motor," tutup Gigih.