Sukses

Kementerian ESDM Pastikan Pembangunan Kilang Bontang

Pemerintah provinsi Kalimantan Timur sudah menyiapkan lahan di Bontang sebagai lokasi pembangunan kilang minyak.

Liputan6.com, Balikpapan - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar memastikan kemajuan pembangunan kilang migas Bontang sesuai rencana. Pertamina sudah mempersiapkan teknis pembangunan kilang minyak Bontang kapasitas 300 ribu barel per hari.

"Pembangunan kilang Bontang sudah siap tinggal jalan," kata Arcandra di Balikpapan, seperti ditulis Sabtu (10/6/2017).

Arcandra mengatakan, Pertamina sudah mempersiapkan investasi pembangunan kilang Bontang hingga proses perizinan. Dia menuturkan, kecil kemungkinan investasi sepenting ini dipindahkan lokasinya tanpa alasan jelas. "Sangat kecil kemungkinan akan dipindah," ujar dia.

Kilang minyak Bontang diproyeksikan sebagai tempat pengolahan migas produksi lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau, Selat Makassar, Kalimantan Timur. Operator Eni Muara Bakau BV sudah menyebutkan, produksi lapangan Jangkrik sebesar 450 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kondensat sebanyak 4.100 barel per hari.

Kilang terapung berbentuk kapal berukuran 200 x 46 x 40 meter ini diklaim pemerintah sebagai fasilitas pengolahan minyak dan gas terbesar di Indonesia.

Kilang terapung ini bakal menyokong produksi minyak dan gas dari proyek gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development) Eni di seluruh Blok Muara Bakau, sekitar 70 kilometer dari garis pantai Kalimantan Timur. Gas bakal disedot kontraktor asal Italia ini dari 10 sumur produksi, yang terhubung oleh pipa bawah laut sepanjang 79 kilometer.

ENI memiliki 85 persen saham dominan dan sisanya dimiliki PT Pertamina (Persero). Dengan potensi gas sebanyak 2 triliun kaki kubik (TCF), lapangan bakal berproduksi pada 2019.

Sehubungan itu, Arcandra menilai, keberadaan kilang minyak Bontang sangat erat kaitannya dengan temuan produksi lapangan Jangkrik ini. Dia mengatakan, potensi lapangan Jangkrik untuk mengamankan produksi LNG dalam negeri dan pasokan jaringan gas rumah tangga di Kalimantan.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menanyakan langsung kepastian pembangunan kilang minyak Bontang. Dia mengaku memperoleh informasi ada desakan parlemen memindahkan proyek minyak Bontang ke Aceh.

"Saya dengar dari anak saya yang kebetulan anggota DPR RI. Apakah akan dipindahkan ke Aceh ? Kami butuh kepastian disini," ujar dia.

Awang mengaku heran ada sejumlah anggota DPR RI menginginkan pemindahan proyek kilang minyak ke Aceh. "Gas dan minyak Aceh sudah habis. Buat apa dibangun di sana? Kami di sini yang lebih membutuhkan," kata Awang.

Kaltim sudah menyiapkan lahan di Bontang sebagai lokasi pembangunan kilang minyak. Lahan saat ini dalam proses sertifikasi kepemilikan Pertamina dari sebelumnya LNG Badak.

Pembangunan empat kilang minyak kapasitas 668.000 barel per hari dengan perkiraan nilai investasi US$ 23,6 miliar. Empat lokasi kilang tersebut ada di Medan, Bontang, Cilacap dan Tuban.

Kilang di Bontang direncanakan berkapasitas pengolahan 300.000 barel per hari dengan operator PT Pertamina (Persero). Perkiraan nilai investasi kilang Bontang yang minyak-nya bersumber dari impor tersebut adalah US$ 10 miliar. Pada periode 2016-2020, kilang Bontang dijadwalkan memasuki tahap EPC dan kurun 2021-2025 dilanjut EPC sekaligus produksi.