Liputan6.com, Jakarta Pasar Induk Kramat Jati Blok A, Jakarta Timur dilalap si jago merah dini hari tadi (12/6/2017). Sebanyak 90 kios habis terbakar. Peristiwa tersebut diperkirakan pedagang pasar tidak akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan-bahan pangan‎.
Salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Nardi (50) mengaku baru mendengar kabar tersebut dari temannya pagi tadi. Padahal malam harinya, ia baru saja berbelanja kebutuhan barang dagangan, seperti cabai, bawang, tomat, kentang, dan masih banyak lainnya.
"Saya tadi dengar infonya dari teman, tapi tadi malam kondisi di Pasar Induk Kramat Jati masih normal saja. Saya belanja dari jam 5 sore sampai jam 9 malam baru pulang. Tidak ada kejadian apa-apa," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin ini (12/6/2017).
Advertisement
Nardi menjelaskan, Blok A Pasar Induk Kramat Jati memang merupakan sentra bumbu-bumbu dapur, seperti bawang putih kering, lengkuas, jahe, dan bumbu dapur lainnya. Menurutnya, lokasi Blok A terpisah dari blok lain, sehingga ‎jarang orang berbelanja di sana.
"Blok A itu setelah habis maghrib memang sepi, jarang pada belanja di sana. Saya saja tidak berani, lebih kepada takut dompet hilang. Kalau Blok B, F, H kan jadi satu, sehingga ramai dan serba ada. Makanya kalau orang tidak butuh-butuh banget, males ke Blok A," terang Pria asal Pati, Jawa Tengah itu.
Nardi mengaku, kerap berbelanja di Blok B, F, H yang lokasinya jadi satu. Di sana sudah komplit, ada ragam jenis cabai dijual secara terpisah oleh pedagang besar atau grosir. Dengan begitu, tidak pernah menginjakkan kaki ke Blok A.
"Ya saya rasa ada pedagang lalai atau korslet listrik. Kalau isu lain saya tidak pernah dengar di Blok A. Ini kebakaran memang pertama kalinya di Pasar Induk Kramat Jati, sebelumnya saya belum pernah dengar," katanya.
Ia memperkirakan, perist‎iwa kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati tidak akan mengerek harga bahan-bahan pangan. Karena kata Nardi, harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh suplai dan permintaan.
"Pengaruh ke harga sih tidak ya, karena harga kan tergantung stok dan permintaan. Kalau stok sedikit, permintaan banyak, harga bisa mahal. Paling dampaknya akses masuk jadi agak susah saja, tapi bukan ke harga," papar Nardi.
‎Harga Stabil
Di Pasar Grogol, harga komoditi pangan terpantau stabil. Hanya tomat dan kentang yang mengalami kenaikan harga sekitar Rp 2 ribu per kilogram (kg).
- Harga cabai rawit merah stabil Rp 45 ribu per kg
- Rawit hijau dijual seharga Rp 25 ribu per kilo atau stabil
- Harga cabai keriting merah stabil Rp 25 ribu per kg
- Harga cabai merah besar Rp 25 ribu per kg
- Harga cabai hijau besar Rp 20 ribu per kg atau stabil
- Harga bawang merah stabil Rp 35 ribu per kilonya
- Bawang putih jenis cutting dijual seharga Rpp 65 ribu per kg
- Bawang putih biasa turun dari Rp 50 ribu per kg menjadi Rp 45 ribu per kg
- Harga tomat naik Rp 2 ribu dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu per kg
- Harga kentang pun ikut melonjak Rp 2 ribu per kg menjadi Rp 18 ribu ‎dari sebelumnya Rp 16 ribu per kg.
Â