Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar pada perdagangan di awal pekan ini. Pelaku pasar menunggu hasil kebijakan moneter dari Bank Sentral AS.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di angka 13.291 per dolar AS, tak bergerak jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.291 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.286 per dolar AS hingga 13.296 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1.35 per dolar AS.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.292 per dolar AS. Patokan pada awal pekan ini tidak berbeda dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.292 per dolar AS.
Baca Juga
Dolar AS bergerak stabil di Asia pada perdagangan di awal pekan ini. Ekonom Sumitomo Mitsui Banking Corporation Singapura Hirofumi Suzuki menjelaskan, sebagian besar pelaku pasar lebih memilih untuk menahan transaksi menunggu rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Dewan Gubernur Bank Sentral AS akan mengadakan rapat selama dua hari pada pekan ini untuk menentukan suku bunga acuan.
Sebagian besar ekonom memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini. Di awal tahun, Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga. Diperkirakan kenaikan kedua akan dilakukan pada tengah tahun ini.
"Sekarang investor sedang mencari petunjuk arah kebijakan the Fed," jelas dia dikutip dari Reuters.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih mampu menguat walaupun dolar AS konsisten lebih kuat di Asia hingga perdagangan Jumat kemarin.
Penguatan Surat UtanGÂ Negara (SUN)Â yang diiringi oleh meningkatnya aliran dana asing, masih menjadi andalan utama likuiditas dolar AS di pasar domestik.
Walaupun faktor global akan mendominasi pergerakan rupiah di minggu ini, tekanan terhadap rupiah akan terasa karena permintaan impor tinggi saat Ramadan ini. "Jadi rupiah berpeluang tertekan dalam jangka pendek," jelas dia.Â