Liputan6.com, Jakarta - Rumah.com Property Index mencatat median harga rumah pada rentang Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar di Surabaya mencapai Rp 12,59 juta per meter persegi pada kuartal pertama 2017. Angka ini tidak berbeda jauh dengan median harga sepanjang kuartal keempat 2016 lalu, yaitu Rp 12,5 juta per meter persegi. Sepanjang tahun 2016 kemarin, properti pada kategori ini di Surabaya terus mengalami kenaikan median harga rata-rata sebesar 1,14 persen.
Country Manager Rumah.com Wasudewan menjelaskan, data Rumah.com Property Index tentang Surabaya ini sangat penting sebagai solusi masalah transparansi data properti yang dialami oleh para pengembang maupun pencari hunian di kota Pahlawan tersebut.
“Data Rumah.com Property Index merupakan hasil analisis dari 400 ribu listing properti yang diakses 3,4 juta pengunjung setiap bulan. Para pengunjung kami juga mengunjungi 17 Juta halaman properti kami setiap bulan,” katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (13/6/2017).
Advertisement
Wasudewan menambahkan bahwa Rumah.com Property Index juga mencatat bahwa suplai hunian pada rentang Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar di Surabaya mengalami peningkatan sejak awal tahun 2016 lalu.
“Pada kuartal kedua 2016, misalnya, terjadi peningkatan suplai sebanyak 29 persen dan meningkat 51,2 persen di kuartal ketiga 2016. Namun penambahan suplai ini agak melambat di kuartal keempat 2016 yaitu 10,8 persen dan kuartal pertama 2017 yang tercatat 0,3 persen,” jelasnya.
Peningkatan suplai hunian secara pesat di Surabaya sepanjang tahun 2016 diperkirakan didorong oleh rencana pembangunan berbagai sarana infrastruktur yang sudah dan akan dimulai pada tahun 2017 ini. Seperti wilayah mapun kota-kota lain yang terus menggenjot pembangunan infrastruktur, Surabaya juga akan memiliki sejumlah jalur baru untuk menunjang perekonomian kota sekaligus mengurai kemacetan lalu lintas.
Proyek-proyek itu meliputi frontage road sisi barat (jalur penyangga di Jalan Ahmad Yani), Midlle East Ring Road (MERR) II-C, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan jalan Lingkar Luar Timur (JLLT).
Selain itu juga ada proyek trem trayek utara ke selatan Kota Pahlawan dimana pengerjaannya akan dilakukan dalam dua loop (fase). Fase pertama membentang dari Jalan Tunjungan hingga menuju Terminal Joyoboyo sepanjang 11,4 kilometer dari total sekitar 17,6 kilometer. Sedangkan untuk trayek timur ke barat, moda angkutan massal cepat yang akan dikembangkan adalah Light Rail Transit (LRT).
Sementara itu, sejumlah mal besar dan megah akan segera hadir hingga tahun 2018 dan akan membuat kota ini diprediksi menyalip gemerlap kemewahan mal-mal di Jakarta, seperti Supermal Pakuwon dan The Central Gunawangsa Tidar.
“Berbagai proyek infrastuktur tersebut maupun pembangunan sejumlah mal baru akan membuat Surabaya semakin menarik bagi para pengembang properti memasarkan produk-produk huniannya,” pungkas Wasudewan.