Sukses

Kemenperin Gandeng Organisasi Industri PBB Garap 13 Proyek

Dari 13 proyek, ada lima proyek yang sedang berjalan. Salah satunya, program peningkatan kapasitas industri perikanan.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Industrial Development Organization/UNIDO) terus memantau perkembangan proyek kerja sama di sektor industri yang telah disepakati kedua pihak. Sebanyak 13 proyek dengan nilai US$ 40 juta itu tertuang di dalam UNIDO – Indonesia Country Programme 2016-2020.

“Dari 13 proyek tersebut, kami melihat satu per satu. Program apa saja yang sedang berjalan, khususnya untuk pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya sektor otomotif dan penghasil tempe,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Dia menyebutkan, dari 13 proyek tersebut, ada lima proyek yang sedang berjalan, yaitu program peningkatan kapasitas industri perikanan, efisiensi penggunaan energi di sektor industri, pengenalan manajemen pengolahan limbah industri, efisiensi sumber daya dan produksi bersih, serta pemanfaatan energi terbarukan.

Adapun delapan proyek yang akan dikembangkan adalah peningkatan nilai tambah produksi rumput laut di Sumenep, Jawa Timur. Peningkatan produksi industri tempe untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat Indonesia, mempromosikan efisiensi energi pada IKM di Indonesia, memperkenalkan Best Available Techniques (BAT), dan Best Environmental Practices (BEP) pada proses pemanasan termal dalam industri logam di Eurocopter South East Asia (ESEA).

Selanjutnya, program percepatan dalam mengurangi penggunaan merkuri pada area pertambangan Gunung Botak, Maluku, meningkatkan penerapan Environmental Performance in the Extruded and Expanded industri busa, memberikan pelatihan untuk perawatan alat berat dan kendaraan niaga, serta kerjasama promosi antar zona industri.

“Dalam pertemuan, juga dibahas pengembangan rumput laut sebagai bahan baku untuk pupuk organik. Itu bisa menjadi proyek terbaru dari diversifikasi produk dalam pemanfaatan rumput laut. Selain itu, program SMART fish sebagai pendalaman struktur industri dan dikaji dengan roadmap yang sudah ada,” jelas dia.

Airlangga berharap, proyek-proyek percontohan ini dapat dijalankan di luar Jawa sehingga akan mendukung program pemerataan ekonomi di Indonesia. “Untuk itu, kami terus menjalin komunikasi yang intensif kepada seluruh stakeholders terkait agar dukungan dan komitmen dari donor country bisa berjalan baik untuk seluruh pelaksanaan proyek-proyek tersebut,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Harjanto mengatakan, lima proyek yang sedang berjalan sudah menelan dana sekitar US$ 17,48 juta. “Untuk pendanaan proyek, kami juga sempat membahas mengenai kerja sama dengan World Bank,” ungkap dia.

Harjanto juga menyampaikan, selain 13 proyek yang sudah disepakati, Kemenperin dan UNIDO sempat membahas mengenai upaya pengembangan inovasi teknologi biodegradable plastic atau plastik yang mudah terurai secara alami untuk meningkatkan produksinya. “Karena kami mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tandas dia.