Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeetings 2018 di Nusa Dua, Bali akan berlangsung tahun depan. Perencanaan para peserta untuk menghadiri gelaran tersebut sudah dilakukan jauh-jauh hari, termasuk memesan kamar hotel karena khawatir penuh. Sedikitnya, 200 kamar hotel bintang 5 sudah dipesan Bank of America yang bakal menghadiri forum global ini.
Hal ini disampaikan Ketua Penyelenggara IMF-World Bank Annual Meeting 2018Â sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat Konferensi Pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
"Gubernur Bank Indonesia (BI) tadi sudah singgung, dan saya dapat laporan, Bank of America sudah pesan 200 kamar di Hotel Mulia. Mereka bayar US$ 1.000 dolar atau berapa gitu per kamarnya, artinya mereka sudah siap semua," kata Luhut.
Advertisement
Baca Juga
Ketika ditanyakan mengenai potensi devisa dari kunjungan 15 ribu-17 ribu peserta di IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Luhut mengaku belum menghitungnya. "Saya tidak tahu berapa banyak devisa yang bisa masuk," ucap Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, event tahunan ini sangat penting bagi para pembuat keputusan, seperti pimpinan negara, Menkeu, dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Termasuk akan diikuti para investment fund di seluruh dunia, lembaga keuangan, dan masih banyak lainnya.
"Indonesia bisa kita perkenalkan sebagai negara maju, punya achievement dari sisi pembangunan. Karena dengan investment grade, kita bisa presentasikan berbagai infrastruktur yang bisa menarik perharian dari sektor swasta di domestik maupun internasional," terangnya.
Sri Mulyani mengaku, perkiraan anggaran Rp 1 triliun untuk penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018Â belum perhitungan seluruhnya. Lanjutnya, Menko Bidang Kemaritiman mendaftar seluruh kebutuhan infrastruktur, seperti bandara, jalan, jembatan, bahkan hotel sampai venue. Termasuk persiapan menyangkut event organiser hingga aspek keamanannya.
"Belum total, ini masih diberi waktu sampai akhir Juni. Kemudian kita akan inventarisir seluruhnya. Karena ini co-housing Indonesia, berarti dari Kemenkeu yang koordinir semua anggaran dari Kementerian/Lembaga, termasuk pemerintah daerah dan main event yang akan ditanggung BI," pungkasnya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: