Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan bakal melanjutkan tren surplus ‎di Mei ini. Proyeksi surplus akan lebih rendah dibanding realisasi neraca perdagangan di April yang mencetak surplus US$ 1,24 miliar karena peningkatan laju impor, terutama barang konsumsi.
"Neraca perdagangan Mei diperkirakan surplus US$ 1,07 miliar. Ekspor tumbuh 14,18 persen (Yoy) dan pertumbuhan impor 8,42 persen (Yoy)," kata Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi Surplus Dagang RI Diprediksi Merosot Akibat Impor Naik, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Ia mengatakan, peningkatan laju ekspor di bulan kelima ini ditopang kenaikan harga komoditas ekspor, serta peningkatan volume ekspor. Kondisi baik ini disebabkan karena terjadi peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Sedangkan laju impor barang konsumsi cenderung naik meski impor bahan baku turun tipis, terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur Indonesia di Mei ini," Josua menjelaskan.
Sementara itu, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro meramalkan neraca perdagangan Indonesia bakal surplus di Mei sebesar US$ 1,04 miliar. Didukung kinerja ekspor yang solid dan berlanjutnya penguatan dengan pertumbuhan 16,7 persen (Yoy). Perbaikan ini terkerek dari kombinasi kenaikan harga komoditas dan permintaan eksternal.
Untuk impor diperkirakan tumbuh 11,3 persen (Yoy) akibat pengaruh musiman, yakni ‎impor dalam rangka menjelang bulan puasa, meski tidak setinggi impor di 2011-2016 yang naik rata-rata US$ 1,2 miliar.
"Secara akumulasi dari Januari-Mei ini, surplus neraca perdagangan diprediksi akan mencapai US$ 6,4 miliar, terbesar sejak periode yang sama 2011," kata Andry.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: