Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga untuk kedua kali dalam tiga bulan.
Selain itu, the Fed juga akan memangkas memegang obligasi dan aset lainnya mulai tahun ini. Hal ini menunjukkan kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan penguatan sektor tenaga kerja.
Bank sentral AS menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen hingga suku bunga menjadi 1 persen-1,25 persen. Bank sentral AS diprediksi menaikkan suku bunga acuan lagi pada 2017. Adapun rilis data ekonomi yang bervariasi baru-baru ini cenderung diabaikan oleh the Fed.
Baca Juga
Bank sentral AS juga menyatakan kalau ekonomi AS melanjutkan penguatan didukung data tenaga kerja. Selain itu hasil pertemuan juga mengindikasikan inflasi masih rendah.
Bank sentral AS juga kembali memberikan pernyataan mengenai rencana mengurangi portofolio senilai US$ 4,2 triliun yang terdiri dari surat utang berharga atau obligasi dan mortgage securities. Sebagian besar aset itu dibeli pada krisis keuangan 2007-2009.
Rencananya normalisasi neraca dilakukan pada tahun ini, dan dilaksanakan secara bertahap. Namun the Fed tidak menentukan ukuran keseluruhan pengurangan tersebut.
"Apa yang dapat saya katakan kepada Anda kalau kami mengurangi pengurangan saldo cadangan dan keseluruhan neraca kami ke tingkat yang lebih rendah dari yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir," ujar Pimpinan The Fed Janet Yellen dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/6/2017).
Ia menambahkan, kalau normalisasi neraca dapat diberlakukan "segera". Pengurangan aset diperkirakan sekitar US$ 6 miliar per bulan dari sebelumnya setiap tiga bulan sekitar US$ 6 miliar. Sedangkan obligasi dan mortgage securities akan menjadi US$ 4 miliar per bulan.
Imbas kenaikan suku bunga the Fed mendorong bursa saham AS atau wall street melemah. Imbal hasil surat berharga AS juga menyusut. Sedangkan harga emas tergelincir.
"The Fed mengumumkan langkah reinvestasi terbaru mereka, dari sebelumnya rencana pada September. Selain itu, the Fed tida menahan suku bunga. Jadi mereka kemungkinan dapat menaikkan suku bunga dan menyeimbangkan neraca pada saat itu juga," ujar Gennadiy Goldberg, Analis TD Securities.
Kini the Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali dari kebijakan normalisasi moneter yang dimulai pada Desember 2015. Sebelumnya the Fed mendorong suku bunga rendah merespons krisis keuangan.
Pada pertemuan kali, the Fed juga merilis prediksi pertumbuhan ekonomi dan keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi di masa mendatang serta fokus kepada inflasi. Kenaikan suku bunga terjadi di tengah inflasi turun.
The Fed prediksi pertumbuhan ekonomi 2,2 persen pada 2017. Inflasi diharapkan 1,7 persen pada akhir tahun 2017, angka ini turun dari prediksi sebelumnya 1,9 persen. Selain itu, the Fed prediksi kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2018.
Yellen mengindikasikan keyakinan kalau inflasi akan naik. Ditambah data tenaga kerja juga akan menguat. The Fed memperkirakan, tingkat pengangguran turun menjadi 4,3 persen pada 2017. Kemudian tingkat pengangguran 4,2 persen pada 2018.
Advertisement
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: