Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia turun untuk kedua kali berturut-turut pada sesi perdagangan Kamis kemarin. Pasar tak mampu merespons penurunan yang terjadi pada hari sebelumnya.
Pasar nampak terkejut ada kenaikan persediaan bahan bakar di Amerika Serikat dan juga kekhawatiran soal pasokan global.
Baca Juga
Sementara dolar, naik ke level tertingginya dalam 2 pekan, dan semakin membebani minyak dan membuatnya lebih mahal jika dibeli dengan mata uang lain.
Advertisement
Harga minyak dunia, Brent, turun ke level US$ 46,7 per barel, level terlemah sejak 5 Mei dan mendekati level terendah dalam 6 bulan. Brent turun 8 sen.
Sementara harga minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate turun 27 sen untuk menetap di level US$ 44,46 per barel setelah menyentuh level terendah dalam 6 bulan, US$ 44,32.
Harga minyak terjerembab meski ada pemangkasan produksi 1,8 juta barel per hari oleh organisasi negara pengekspor minyak atau OPEC, dan anggota non OPEC termasuk Rusia.
Pada 25 Mei, negara-negara tersebut sepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi selama 9 bulan lewat Maret nanti. Namun meski demikian, harga minyak turun 12 persen sejak saat itu karena beberapa negara malah meningkatkan produksi.
Â