Liputan6.com, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) optimistis kinerja perusahaan akan membaik tahun ini. Perusahaan pelat merah ini menargetkan pendapatan di kisaran Rp 6,5 triliun.
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo mengatakan, target pendapatan pada 2017 ini lebih tinggi dibanding target pendapatan tahun lalu yang tercatat Rp 5,6 triliun. "Proyeksi pendapatan RNI sekitar Rp 6,5 triliun, tahun lalu Rp 5,6 triliun," kata dia di Semarang, seperti ditulis Minggu (18/6/2017).
Sektor agro diproyeksi menyumbang pendapatan sebesar 35 persen. Didik mengatakan, industri gula tahun ini akan positif dibanding 2016 yang sempat terganggu cuaca.
Advertisement
Baca Juga
Tahun ini produksi gula mencapai 316 ribu ton. Produksi tersebut naik pesat dibanding tahun lalu. "Tahun ini kemungkinan hampir sama 2015, sekitar 316 ribu ton total dengan gula petani. Kalau tahun lalu turun 2016 dari 283, tahun ini kita harapkan karena iklim normal dan kondisi pabrik juga sudah siap kita targetkan gula RNI 316 ribu ton sampai akhir tahun. Akhir giling kan Oktober-November," kata dia.
Gula produksi RNI akan dijual dengan menerapkan sistem bagi hasil, di mana 66 persen untuk petani dan 34 persen untuk RNI. "(Gula dijual) Sampai saat ini kita melalui Rajawali Nusindo melalui ritel. Kemarin kan diperintahkan dijual ke Bulog," ungkap dia.
Kualitas dari rendemen tebu bagus. Dia menuturkan, rendemen tebu bakal naik dari 7 persen tahun lalu menjadi 8 persen tahun ini.
Rendemen tebu ialah kadar kandungan gula di dalam batang tebu. Misal, jika rendemen tebu 10 persen artinya 100 kg tebu yang digiling di pabrik gula menghasilkan tebu 10 persen.
"Kualitas bagus, rendemen naik dari 2016, karena iklimnya bagus. Kemungkinan (naik) 1-1,5 persen dari 2016. Tahun lalu sekitar 6,7-7 persen Ini mungkin 7-8 persen rata-rata ya," ujar dia.
Di samping itu, sektor perdagangan RNI akan menyumbang pendapatan sekitar 40 persen. Sementara sisanya ialah sektor farmasi sebesar 25 persen.
"Dari Rajawali Nusindo Rp 2,7 triliun tahun lalu, kita targetkan Rp 3,5 triliun. Ada beberapa bisnis yang kita coba, misalnya perdagangan umum kita naikkan kontribusi termasuk farmasi dan kesehatan. Parpros juga naik Rp 1 triliun, harapannya dari Rp 700 miliar tahun lalu. Karena produk baru dari Papros," tutup dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: