Liputan6.com, Jakarta Menteri PPN/Kepala Bappenas bertemu dengan sejumlah investor Australia di sela acara Investor Forum yang diselenggarakan Australia Indonesia Business Council, di Perth pada Senin 19 Juni 2017 ini.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri PPN/Kepala Bappenas menjajaki peluang kerja sama investasi 5 proyek Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
Kelima proyek PINA tersebut adalah pertama, proyek pembangunan jalan tol Trans-Jawa dengan total panjang 760 km. Kedua, jalan tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi sepanjang 98 km.
Ketiga, Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat Tahap I. Keempat, PLTU Meulaboh, Aceh, berkapasitas 2X200 MW. Kelima, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Jawa Tengah, berkapasitas 700 MW. Total kebutuhan investasi untuk kelima proyek tersebut adalah sebesar US$ 10,85 miliar.
"Ada investor Australia yang tertarik untuk investasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok," jelas Bambang Brodjonegoro, dalam keterangannya hari ini.
Bambang memaparkan, pemerintah telah memutuskan proyek PLTGU menggunakan skema PINA, di mana kebutuhan investasinya mencapai US$ 450 juta atau setara Rp 6 triliun.
Advertisement
Keberadaan PLTGU Tambak Lorok sangat vital untuk menambah pasokan listrik Jawa-Bali. PLTGU Tambak Lorok merupakan bagian dari rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2016-2025 dan juga bertujuan mendukung terealisasinya proyek 35 ribu MW.
Dalam Investor Forum, Bambang juga menawarkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Labuan Bajo, yang secara geografis berdekatan dengan Australia.
KEK Labuan Bajo adalah salah satu dari 10 destinasi pariwisata unggulan yang telah ditetapkan pemerintah. KEK Labuan Bajo membutuhkan total investasi senilai US$ 140 juta untuk pengembangan infrastruktur jalan, bandar udara Komodo, Pelabuhan Labuan Bajo, dengan target kunjungan 71 ribu turis domestik dan mancanegara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Bambang Brodjonegoro juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan, dan Hubungan Industrial Australia William (Bill) Johnston guna membahas peluang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara.
Selain menghadiri Investor Forum, dia melakukan dialog dengan Perhimpunan Mahasiswa Pascasarjana Penerima Beasiswa Australia di Western Australia University.
Dalam pertemuan tersebut, Bambang menekankan perlunya peranan pro aktif dari mahasiswa Indonesia, khususnya yang berada di Australia, untuk membantu pemerintah dalam upaya mempererat hubungan Indonesia-Australia.
Hal ini mengingat semakin jarangnya para Indonesianis di dunia akademisi Australia. Selain itu, Bambang menjelaskan prospek Indonesia sebagai negara yang berpotensi menempati peringkat lima besar dunia untuk emerging markets dengan kelas menengah terbaik.
“Kami juga ingin ada kerja sama kemitraan strategis antara dunia pendidikan Australia dengan Indonesia,” jelas Bambang seusai melakukan pertemuan dengan tiga Wakil Penasihat Deputi Universitas Western Australia.
Simak video menarik berikut ini: