Sukses

Warga Pulau Nangka Kini Bisa Nikmati Listrik

Sebelum ada infrastruktur kelistrikan PLN, warga masih menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terus menjangkau wilayah yang belum menikmati listrik, salah satunya Pulau Nangka, desa Tanjung Pura, kecamatan Sungai Selan kabupaten Bangka Tengah.

General Manager PLN Babel, Susiana Mutia, mengatakan, Warga Pualu Nangka saat ini sudah menikmati listrik yang dipasok dari mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 2X100 kilo Watt(kWy milik PLN.

"Kini warga Pulau Nangka sudah dapat menikmati terangnya listrik dari PLN di malam hari. PLTD cukup untuk menerangi rumah-rumah di desa tersebut," kata Susiana, dalam keterangan tertulis,di Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Menurut Susiana, tidak mudah bagi PLN untuk menerangi pulau berpenduduk 563 jiwa itu. Pasalnya, untuk membangun infrastruktur kelistrikan di ‎pulau yang terletak di Selat Bangka‎ itu, petugas bersama dengan warga harus bergotong royong mengangkut material, baik mesin maupun tiang listrik menggunakan kapal nelayan.

"Setidaknya butuh waktu 45 menit perjalanan laut dari dermaga terdekat, Tanjung Pura. Sebelumnya material diangkut selama 120 menit melalui darat dengan medan yang cukup terjal menuju dermaga," lanjut Susiana.

Kondisi tersebut ditambah berat dengan permukaan pasir di dermaga Pulau Nangka maupun Tanjung Pura begitu gembur. Sehingga menyulitkan kaki melangkah di atasnya karena tersedot masuk ke dalam pasir.

"Untuk dapat melewatinya, dianjurkan mengenakan celana pendek dan melepaskan alas kaki yang dikenakan. Tujuannya agar langkah menjadi lebih ringan dan alas kaki tidak tertinggal di dalam pasir," jelas Susiana.

Namun berkat gotong royong bersama warga, dengan bermodalkan papan sebagai alas peluncur, tali untuk menarik, dan satu batang kayu sebagai pengungkit, dua buah mesin PLTD dengan berat masing-masing 800kg, dan sebanyak 53 batang tiang listrik berhasil diangkut ke pulau yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai nelayan tersebut.

Panjang jaringan saluran udara tegangan rendah (SUTR) yang terpasang di pulau ini sepanjang 2.385 meter. Pembangunan dengan misi pulau Nangka terang ini dimulai 22 Maret, hingga pada akhirnya listrik menyala pertama kalinya tanggal 11 Juni kemarin, tepat di bulan suci Ramadhan.

“Alhamdulillah, Ramadan menjadi berkah buat warga pulau Nangka. Untuk pertama kalinya listrik PLN dapat menyala di sini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat akses menuju ke lokasi memang tidak mudah” ujarnya.

Susiana melanjutkan, penyalaan listrik di pulau Nangka ini merupakan satu dari sepuluh lokasi program pembangunan PLTD tersebar total kapasitas 22,1 MW.

Sebelum ada infrastruktur kelistrikan PLN, warga masih menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik. Bagi warga yang tidak mempunyai genset, menumpang pasokan listrik dengan menarik kabel dari warga lain yang telah memiliki genset.

Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit rata-rata Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu setiap bulan, itu pun hanya menyala selama lima jam dari pukul 18.00 – 23.00 WIB. Namun kini, dengan listrik dari PLN warga dapat menikmati listrik selama 12 jam mulai pukul 18.00 – 06.00 WIB.Tentu dengan biaya yang jauh lebih murah.

“Semoga listrik di Pulau Nangka ini dapat memberi dampak positif untuk menunjang aktivitas warga. Ke depan akan segera menyusul pulau-pulau, dan daerah-daerah lain yang saat ini sedang dalam proses," ungkap Susiana.

Kepala dusun pulau Nangka, Ali menyampaikan apresiasi atas usaha yang dilakukan oleh PLN. “Kami berterima kasih kepada PLN dengan masuknya listrik ke pulau Nangka, semoga hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik” tutup Ali.