Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat dari level terendah lima pekan seiring dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir.
Pada awal pekan ini, harga emas sempat tertekan seiring pernyataan pejabat the Federal Reserve atau bank sentral AS mengenai kenaikan suku bunga pada 2017. Namun, pimpinan the Fed untuk Philadelphia Patrick Harker menyatakan pihaknya memilih untuk menunda suku bunga naik ke depannya. Bank sentral AS juga mulai menyeimbangkan portofolio neraca.
Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 2,3 atau 0,2 persen ke level US$ 1.245,80 per ounce. Harga emas kontrak berada di level US$ 1.243,50, terendah sejak 16 Mei.
Advertisement
Baca Juga
Harga emas yang menguat juga seiring indeks dolar AS yang melemah 0,1 persen. Penguatan dolar AS membuat aset investasi seperti emas malah tertekan.
"Jika pasar saham menguat seiring sentimen kenaikan suku bunga the Fed maka harga emas yang pertama kena dampaknya. Namun pasar saham melemah dan tingkat imbal hasil obligasi mendorong kenaikan harga emas," ujar Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (22/6/2017).
Ketidakpastian ekonomi dan kebijakan suku bunga the Federal Reserve telah mempengaruhi harga emas. Pada pekan lalu, pimpinan the Federal Reserve berencana untuk menyeimbangkan neraca keuangan US$ 4,5 triliun dan juga menaikkan suku bunga.
Secara teknikal, harga emas sempat sentuh level US$ 1.240. Analis Commerzbank Carsten Fritsch menuturkan, kalau harga emas mendekati level terendah penting dalam rata-rata 200 harian.
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â
Â