Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan menjelang libur panjang ini. Pelaku pasar menunggu data manufaktur global.
Mengutip Bloomberg, Kamis (22/6/2017), rupiah dibuka di angka 13.307 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.318 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran yang cukup lebar yaitu antara 13.304 per dolar AS hingga 13.324 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,14 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.319 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.301 per dolar AS.
Dolar AS memang melemah di Asia pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan ini terjadi setelah dolar AS naik cukup tinggi karena keyakinan pelaku pasar akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Fokus pelaku pasar akan beralih ke data manufaktur global yang akan dirilis Jumat besok dengan perhatian utama tertuju pada data negara maju.
Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, rupiah tertekan oleh kembalinya penguatan dolar AS, sejalan dengan depresiasi hampir seluruh kurs di Asia pada perdagangan Rabu kemarin.
Namun, rupiah mampu bertahan dari tekanan setelah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tidak akan menaikkan tarif listrik untuk semua golongan hingga akhir tahun.
"Saat ini, pelaku pasar juga menunggu kepastian dari pemerintah mengenai harga Bahan Bakar Minyak (BBM)," jelas dia.Â
Rangga melanjutkan, pelemahan rupiah berpeluang sedikit tertahan di hari terakhir sebelum libur panjang dengan dollar index yang melemah semalam.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: