Sukses

Pasokan BBM dan Listrik Aman Saat Idul Fitri

Kondisi penyediaan bahan bakar minyak, listrik serta mitigasi geologi dalam situasi kondusif saat.Hari Raya Idul Fitri.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersiapkan dan memantau sejak jelang hingga pasca Lebaran 2017 di tiga subsektor yaitu minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, dan kebencanaan geologi.

Untuk mendukung program itu telah dibentuk Satuan Tugas Nasional Sektor ESDM untuk Idul Fitri 2017 yang diketuai oleh Kepala BPH Migas M.Fanshurullah Asa. Satgas itu bertugas menjamin ketersediaan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM), Bahan Bakar Gas (BBG), Liquefied Petroleum Gas (LPG), listrik hingga antisipasi bencana geologi sebelum, selama dan sesudah Idul Fitri 2017. Hal ini agar memastikan semua berada posisi yang aman bagi masyarakat.

Mengutip keterangan tertulis Kementerian ESDM, Minggu (25/6/2017), secara nasional, kondisi penyediaan BBM, listrik serta mitigasi geologi dalam situasi kondusif.

Dari prognosa stok bahan bakar minyak (BBM) pada periode mudik 10 Juni-11 Juli 2017 dalam kondisi aman. Rata-rata stok Premium 1.253.44 KL (23 hari), minyak solar 1.887.540 KL (27 hari), Pertalite 1.137.822 KL (20 hari), Avtur 374.641 KL (26 hari), serta Pertamax 740.936 (22 hari).

Kemudian Pertamax Turbo 19.250 KL (22 hari) dan Dex 21.620 (32 KL). Pertamina pun telah menyiapkan prosedur operasi tanggap darurat selama periode mudik.

Sementara itu, perkiraan ketahanan stok LPG nasional periode 10 Juni 2017-11 Juli 2017 rata-rata 326.371 MT (16 hari). Pertamina telah menyiapkan prosedur operasi tanggap darurat selama periode mudik.

Untuk prognosa kondisi sistem ketenagalistrikan nasional periode 10 Juni-11 Juli 2017 secara umum masih normal dan siaga. Hal ini ditunjukkan dari daya mampu pembangkit sebesar 39.814 MW dan beban puncak 31.139 MW sehingga masih terdapat cadangan daya sebesar 8.675 MW.

Untuk kondisi kelistrikan sistem Jawa Bali dalam kondisi normal. Sedangkan sistem luar Jawa Bali secara umum dalam kondisi siaga. Akan tetapi periode H-15 hingga H+15 diharapkan kondisi siaga berubah menjadi cukup.

Selain itu,mitigasi kemungkinan bencana geologi, intensitas curah hujan pada Juni 2017 di beberapa wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian selatan, Sulawesi Selatan, dan NTT bagian barat menunjukkan tanda-tanda peningkatan termasuk potensi bencana geologi.

Potensi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor maka antisipasi yang dilakukan dengan menyiapkan informasi pada titik rawan gerakan tanah dan gempa bumi, status gunung api, serta Satgas Tanggap Darurat.

 

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini: