Liputan6.com, Jakarta Transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT) fase I rencananya memiliki 13 stasiun yang menjadi tempat pemberhentian bagi masyarakat untuk turun dan naik.
Namun kendala pada proses pembebasan tanah membuat satu stasiun dipastikan sulit beroperasi sesuai jadwal, yakni Stasiun Haji Nawi. Awalnya stasiun ini akan beroperasi pada Maret 2019.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, saat ini masih ada empat titik lahan yang belum bisa dibebaskan di lokasi pembangunan Stasiun Haji Nawi. Hal tersebut membuat proses pembangunan tidak berjalan sesuai target.
Advertisement
Baca Juga
"Di Stasiun Haji Nawi ada empat titik lahan yang belum bebas," ujar dia di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Namun demikian, lanjut Silvia, belum bebasnya lahan di Stasiun Haji Nawi ini tidak mengganggu pembangunan jalur MRT secara keseluruhan. Proses pembangunan jalur MRT di lokasi tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya.
"Bagian tengah tidak berdampak pembebasan lahan, tiang dan track kereta bisa diselesaikan, selesai sesuai jadwal. Kami tetapi melakukan pengerjaan struktur," kata dia.
Namun konsekuensi dari masalah pembebasan lahan ini, proses pembangunan Stasiun Haji Nawi akan terlambat. Akibatnya, saat MRT beroperasi pada Maret 2019, transportasi massal tersebut tidak akan berhenti di Stasiun Haji Nawi.
‎"Selama bisa diselesaikan, maka tidak mempengaruhi operasi MRT keseluruhan. Tapi karena ada kendala pada empat titik, ‎kereta bisa lewat tapi tidak berhenti," tandas dia.
Sebagai informasi, MRT Jakarta fase I memiliki rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan panjang jalur 16 kilometer (km). Fase ini memiliki 13 stasiun‎ pemberhentian yaitu Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setia Budi, Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Bundaran HI.
Tonton video menarik berikut ini: