Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mulai pembangunan virtual pipeline pada tahun depan. Hal ini untuk mendorong penyerapan energi gas bumi nasional.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDMÂ I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, saat ini PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) PGN, dan PT PLN (Persero) sedang mengkaji pembangunan virtual pipeline. Ditargetkan infrastruktur tersebut dapat dimulai pembangunannya tahun depan.
Untuk diketahui, virtual pipeline adalah infrastruktur penyaluran gas berupa ‎kapal. Gas tersebut diangkut dari tempat penampungan ke konsumen.
Advertisement
Baca Juga
"Ini lagi studi. Kami berharap sebenarnya tahun depan sudah implementasi," kata Wiratmaja, saat menghadiri Gas Indonesia Summit & Exhibition 2017, di Jakarta Convention Center, Rabu (12/7/2017).
Wiratmaja menuturkan, ada empat klaster yang terdiri dari 16-50 lokasi, yang pasokan gasnya dengan menggunakan metode virtual pipeline. Klaster tersebut terdiri dari, Klaster I Papua, Klaster II Maluku, Klaster III Nusa Tenggara, Klaster IV Natuna.
"Apakah 16 titik, apa 50 titik, klaster yang paling optimal yang mana. Ini lagi studi kita berharap sebenarnya tahun depan sudah implementasi," tutur Wiratmaja.
Ia menuturkan, pemerintah mendorong pembangunan virtual pipeline dilakukan secara serentak. Saat ini sudah ada investor ‎yang berminat untuk membangun infrastruktur tersebut.
"Kami mendorong bisa bersama. Pararel tidak harus satu satu. Karena investor juga sudah banyak yang tertarik sekali," ujar dia.
Ketika ditanyakan dana yang dibutuhkan untuk membangun virtual pipeline, Wiratmaja belum bisa menyebutkan. Dia hanya mengatakan, kalau infrastruktur tersebut masuk dalam rencana pembangunan infrastruktur gas Indonesia sampai 2030. Investasi sebesar US$ 48 miliar untuk bangun infrastruktur itu.
Infrastruktur tersebut terdiri dari jaringan pipa, fasilitas kilang LNG, infrastruktur regasifikasi, pipa, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan LPG. "Kalau dana saya lupa, total infrastruktur US$ 48 miliar sampai 2030," tutur ‎Wiratmaja.
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â
Â