Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyatakan akan mengevaluasi perjanjian penghindaran pajak berganda (Double Tax Agreement/DTA) dengan Singapura. Evaluasi ini merupakan permintaan dari Singapura supaya pemerintah Indonesia merevisi DTA dalam rangka untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Senior Minister of State of Law and Finance Singapura, Indranee Rajah di sela-sela Forum Pajak International Moneter Fund (IMF), seperti ditulis Kamis (13/7/2017).
"Yang Singapura minta ke kita adalah DTA di revisi," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki DTA dengan negara-negara yang menjadi mitra investasinya, termasuk Singapura. Double Tax Agreement ini, Sri Mulyani mengakui sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, sehingga perlu dilakukan evaluasi dan mengubahnya.
Baca Juga
"Dalam hal ini banyak DTA yang sudah ditandatangani, ada yang 20 tahun lalu, 30 tahun lalu. Mereka (Singapura) menganggap banyak di dalam agreement itu yang perlu di revisi lagi, sehingga kita perlu untuk mengubah," tutur dia.
Sri Mulyani belum mau merinci lebih jauh mengenai poin-poin apa saja dari Double Tax Agreement dengan Singapura yang perlu ditinjau ulang. Namun ia memastikan, revisi DTA untuk meningkatkan investasi Singapura di Indonesia dalam berbagai sektor atau bidang.
"Mereka minta di update (DTA). Tujuannya supaya Singapura bisa meningkatkan investasi di Indonesia supaya para investornya terutama di bidang infrastruktur bisa dilindungi dengan suatu perjanjian yang lebih update. Karena kerja sama 30 tahun lalu, investasi di bidang manufaktur. Sekarang mungkin variasinya lebih banyak," Sri Mulyani menerangkan.
Pemerintah, Ia menuturkan, berjanji akan mengevaluasi seluruh Double Tax Agreement atau tax treaty Indonesia dengan negara lain, termasuk Singapura sehingga Indonesia dapat menempatkan kepentingan bangsa secara menyeluruh.
Selain itu, Sri Mulyani bilang, pemerintah Singapura menawarkan agar pendanaan proyek-proyek infrastruktur Indonesia menggunakan Infrastructure Hub Team.
"Singapura menawarkan Infrastructure Hub Team, suatu unit yang dibuat untuk menempatkan Singapura sebagai suatu lokasi yang menarik banyak perbankan atau funding internasional. Dan kemudian bisa di match-kan dengan proyek-proyek infrastruktur," jelas dia.
"Indonesia punya banyak proyek infrastruktur, mereka nawarin apakah bisa menggunakan Infrastructure Hub Team mereka dari sisi financing. Saya jelaskan bahwa saya sangat terbuka, dan nanti kita akan diskusikan," tambah Sri Mulyani.
Sebelumnya, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Singapura menjadi salah satu penyumbang investasi terbesar di Indonesia pada 2016. Tercatat investasi Singapura sekitar US$ 9,2 miliar dengan total proyek 5.874 proyek. Disusul Jepang senilai US$ 5,4 miliar dengan total proyek 3.302 proyek. China mencapai US$ 2,7 miliar dengan proyek sekitar 1.734.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â