Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 pada anggaran subsidi energi. Ada penurunan anggaran sebesar Rp 1,9 triliun karena turunnya asumsi harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP). Â
"Anggaran subsidi energi turun Rp 1,9 triliun karena ICP turun menjadi US$ 48 per barel dari sebelumnya di RAPBN-P 2017 sebesar US$ 50 per barel," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Pada postur sementara APBN-P 2017 berdasarkan hasil pembahasan dengan Panja A, Sri Mulyani menyebut, anggaran subsidi energi berubah menjadi Rp 101,2 triliun dibanding Rp 103,1 triliun di Rancangan APBN-P 2017. Sementara di APBN Induk 2017, subsidi energi dipatok Rp 77,3 triliun.
Baca Juga
Ia merinci, subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kg terkena penurunan anggaran sebesar Rp 900 miliar dari Rp 51,1 triliun di RAPBN-P 2017 menjadi Rp 50,2 triliun pada postur sementara.
Terdiri dari subsidi BBM tahun berjalan Rp 10,2 triliun atau turun Rp 400 miliar, dan subsidi elpiji tahun berjalan Rp 40 triliun atau turun Rp 600 miliar. Sementara anggaran subsidi listrik turun Rp 1 triliun dari Rp 52 triliun di RAPBN-P 2017 menjadi Rp 5,1 triliun di postur sementara APBN-P 2017.
"Yang saya sampaikan berdasarkan kalkulasi bahwa tidak ada kenaikan harga jual elpiji 3 kg di 2017 dan volume minyak solar turun dari 16 juta KL menjadi 15,5 juta KL," dia menjelaskan.
Namun di Raker Banggar, Sri Mulyani mengajukan perubahan postur untuk subsidi energi yang turun dari Rp 101,2 triliun menjadi Rp 89,9 triliun. Terdiri dari subsidi BBM dan elpiji Rp 44,5 triliun dan subsidi listrik Rp 45,4 triliun.
"Penurunan itu karena ada carry over pada subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 5,7 triliun, dan carry over pada subsidi listrik sebesar Rp 5,6 triliun," dia menandaskan.
Advertisement
Tonton video menarik berikut ini: