Sukses

Ekonomi China Tumbuh Baik, Dolar AS Tertekan

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.306 per dolar AS hingga 13.339 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan pada hari ini melanjutkan penguatan yang dicetak pada akhir pekan lalu. 

Mengutip Bloomberg, Senin (17/7/2017)), rupiah dibuka di angka 13.308 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.339 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.306 per dolar AS hingga 13.339 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,15 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.313 per dolar AS. Patokan pada hari ini menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.347 per dolar AS.

Dolar AS memang melemah di kawasan Asia pada perdagangan Senin ini karena berkurangnya risiko pengetatan kebijakan Bank Sentral AS sehingga pelaku pasar kembali mengoleksi aset-aset dengan risiko tinggi.

Selain itu, pelemahan dolar AS juga disebabkan membaiknya data ekonomi China yang ternyata mampu melampaui perkiraan. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II kemarin naik ke 6,9 persen.

"Perbaikan di China akan mendorong ekonomi global karena China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia," jelas Kepala Ekonom CommSec, Sydney, Australia, Craig James.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih menguat di perdagangan Jumat sejalan dengan penguatan Surat Utang Negara (SUN) serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Di awal minggu ini, penguatan rupiah bisa berlanjut melihat dollar index yang semakin terpuruk. "Akan tetapi, potensi penguatan rupiah bisa tertahan jika Bank Sentral Eropa kembali menegaskan pengurangan stimulusnya pada pertemuan minggu ini," tutur dia. 

Tonton Video Menarik Berikut Ini: