Liputan6.com, Jakarta Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 tercatat US$ 333,6 miliar atau tumbuh 5,5 persen (year on year/yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor publik meningkat, sedangkan utang luar negeri sektor swasta menurun.
Berdasarkan keterangan Bank Indonesia (BI), Selasa (18/7/2017), posisi utang luar negeri sektor publik pada Mei 2017 tercatat US$ 168,4 miliar atau tumbuh 11,8 persen yoy. Utang luar negeri ini juga lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 9,2 persen yoy. Utang luar negeri sektor publik mengambil porsi 50,5 persen dari total utang luar negeri.
Sementara, utang luar negeri sektor swasta tercatat US$ 165,2 miliar. Utang luar negeri sektor swasta mengambil porsi 49,5 dari total utang luar negeri. Utang luar negeri sektor swasta turun 0,1 persen yoy atau lebih rendah dari penurunan April 2017 sebanyak 3,2 persen yoy.
Advertisement
Baca Juga
Menurunnya utang luar negeri swasta disebabkan utang luar negeri lembaga keuangan baik bank maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), sedangkan utang luar negeri swasta nonkeuangan atau Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) meningkat. ​​
Berdasarkan jangka waktu asal, baik utang luar negeri jangka panjang maupun utang luar negeri jangka pendek mengalami pertumbuhan.
Utang luar negeri berjangka panjang tumbuh 4,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan April 2017 yang sebesar 1,4 persen (yoy), sedangkan utang luar negeri berjangka pendek tumbuh 13,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan April 2017 sebesar 12,4 persen (yoy).
Posisi utang luar negeri berjangka panjang tercatat sebesar US$ 289,2 miliar atau setara 86,7 persen dari total utang luar negeri. Itu terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar US$165,1 miliar dan utang luar negeri sektor swasta sebesar US$124,1 miliar.
Sementara itu, posisi utang luar negeri berjangka pendek tercatat US$ 44,4 miliar atau 13,3 persen dari total utang luar negeri. Itu terdiri dari utang luar negeri sektor swasta sebesar US$41,1 miliar dan utang luar negeri sektor publik sebesar US$ 3,3 miliar.
Menurut sektor ekonomi, posisi utang luar negeri swasta pada akhir Mei 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, dan listrik, gas, dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,7 persen.
Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri pada Mei 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi. ​​
Tonton Video Menarik Berikut Ini: