Sukses

Strategi Visa Dongkrak Transaksi Nontunai

Visa, perusahaan jasa keuangan ini mengumumkan rencana baru untuk meningkatkan transaksi nontunai di sejumlah restoran.

Liputan6.com, San Francisco - Sejumlah negara menggenjot transaksi nontunai. Selain itu, perusahaan pun menggenjot transaksi nontunai tersebut, salah satunya perusahaan teknologi pembayaran global Visa mengumumkan "perang" terhadap uang tunai dan membuat "opening salvo". Langkah ini dengan membayar restoran US$ 10 ribu untuk benar-benar bebas dari uang tunai.

Perusahaan raksasa kartu kredit ini mengumumkan rencana baru untuk membagikan ribuan dolar Amerika Serikat kepada maksimal 50 pemilik restoran dan restoran kecil bila mereka setuju berhenti ambil uang tunai.

Visa juga akan meningkatkan terminal checkout restoran sehingga mereka dapat menerima pembayaran nontunai seperti Apple Pay. Ketika seseorang membayar di salah satu toko, Anda hanya bisa melakukannya dengan kartu kredit dan debit, atau melalui pembayaran lewat seluler.

Peserta program ini akan mulai memakai aplikasi online pada Agustus.Langkah yang dilakukan Visa ini juga bagian dari tren untuk menciptakan lingkungan transaksi nontunai. Swedia diprediksikan menjadi negara pertama di dunia yang benar-benar bebas dari uang tunai. Sebagian besar bank di negara itu tidak menyimpan uang tunai.

Sedangkan di Amerika Serikat masih terus menggenjot transaksi nontunai. Seperti yang dilakukan Amazon dengan hanya menerima kartu kredit dan metode pembayaran mobile. Facebook juga telah menambah pembayaran peer-to-peer dengan jasa pesan. Demikian juga Apple iOS11 yang akan meningkatkan sistem pembayaran Apple yang akan mengizinkan penggunanya mengirim uang lewat pesan teks.

Mengutip laman NBC News, yang ditulis Rabu (19/7/2017) berdasarkan laporan kalau uang tunai saat ini menyumbang sekitar 30 persen dari pengeluaran pribadi di AS.

"Bagi Visa, budaya nontunai berarti kenyamanan, keamanan dan kemudahan penggunaan. Ini berarti kebebasan bagi konsumen dan pedagang," ujar Head of Global Merchant Solution Visa, Jack Forestell.

Ini juga berarti peluang besar bagi Visa untuk menggantikan layanan kepada konsumen dengan transaksi digital. Perusahaan dapat mengenakan biaya untuk setiap pembelian, dan juga memungut biaya kepada vendor yang menggunakan jaringannya sebagai platform.

"Kami fokus untuk bisnis ini," ujar Cheif Executive Visa Al Kelly kepada investor.

Visa klaim manfaat bagi merchant atau toko ritel yang mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai. Baru-baru ini, Visa melakukan studi yang menemukan kalau transaksi di 100 kota yang beralih dari kas ke digital mencatat keuntungan US$ 312 miliar per tahun.

Berdasarkan penelitian di New York, bisnis mendapat tambahan pendapatan US$ 6,8 miliar dan menghemat 186 juta jam kerja dengan menggunakan pembayaran digital lebih besar. Adapun hasil lengkap manfaat transaksi nontunai akan disertakan dalam laporan Cashless Cities: Realizing the Benefit of Digital Payments yang rilis pada akhir tahun 2017.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Â