Sukses

Dolar AS Menguat terhadap Sebagian Besar Mata Uang di Asia

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.313 per dolar AS hingga 13.333 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Kamis pekan ini. Pelemahan yen mendorong penguatan dolar AS di Asia.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/7/2017), rupiah dibuka di angka 13.318 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.321 per dolar AS. Namun kemudian, rupiah terus tertekan hingga sempat menyentuh angka 13.333 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.313 per dolar AS hingga 13.333 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,10 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia(BI), rupiah dipatok di angka 13.320 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.304 per dolar AS.

Nilai tukar yen melemah setelah Bank Sentral Jepang menyatakan memundurkan target pencapaian inflasi dua persen.

Pelemahan yen ini diikuti dengan pelemahan mata uang di Asia lainnya seperti won Korea Selatan, rupe India, dan reminbi China dan tak terkecuali rupiah.

Di luar Asia, Euro juga melonjak terhadap dolar AS karena adanya harapan bahwa Bank Sentral Eropa akan menghentikan program pelonggaran moneter.

"Euro melonjak karena dengan penghentian kebijakan pelonggaran kebijakan moneter tersebut menjadi tanda perekonomian Eropa telah mulai pulih," jelas analis pasar uang ThinkMarkets UK, Naeem Aslam.

Sedangkan, ekonomi PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pelemahan rupiah sudah terjadi sejak Rabu kemarin seiring dengan pelemahan nilai tukar lainnya. Penguatan rupiah telah terjadi sejak awal pekan sehingga pasar mulai jenuh.

Dari domestik, tensi politik yang meningkat juga membatasi ruang penguatan rupiah. "Hari ini rupiah kembali melemah walaupun hanya akan sementara melihat penguatan dolar yang sepertinya belum akan permanen," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini: