Sukses

Bangun Bisnis dari Bawah Tanah, Pria Ini Dulang Untung Berlimpah

Setelah memutuskan untuk keluar dari pekerjaan, pria ini justru menghabiskan waktu dengan mengurung diri di ruang bawah tanah rumahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Mencari uang tidak harus dengan menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan membangun bisnis.

Carl Rodrigues adalah pendiri dan CEO dari perusahaan teknologi Soti. Sebelum berada di posisinya sekarang, Rodrigues bekerja sebagai seorang konsultan IT yang sukses. Namun panggilan hati yang besar membuat ia memilih keluar dari pekerjaan dan mengejar mimpi menjadi pebisnis.

"Semua orang awalnya berpikir saya sudah gila, mereka semua bingung dengan apa yang saya lakukan, sebagian berpikir saya sedang mabuk," tutur CEO Soti Carl Rodrigues seperti dilansir dari BBC, Sabtu (22/7/2017)

Tapi, tidak semua orang bisa menerima keputusannya kala itu. Hal ini disebabkan, setelah memutuskan untuk keluar dari pekerjaan pria berketurunan Pakistan ini justru menghabiskan waktu dengan mengurung diri di ruang bawah tanah rumahnya.

Dia terus mengutak-atik komputer kegemarannya dengan harapan bisa mendapat ilham tentang jenis bisnis apa yang bisa dikerjakan.

Saat itu istri dan mertuanya merasa khawatir dan menganggap sebelah mata apa yang dilakukan Rodrigues. Banyak orang di sekelilingnya bahkan ada yang menganggapnya telah kehilangan akal sehat.

Namun Rodrigues tidak menyerah. Aktivitas yang dilakukan di ruang bawah tanah di tahun 2001 tersebut ia lakukan agar bisa menemukan penemuan baru di bidang IT. Selama sebulan ia bekerja tanpa henti di ruang gelap tersebut.

“Tujuan saya adalah untuk mencari tahu apa yang bisa saya hasilkan dari apa yang saya suka. Saya memang tidak tahu apa yang akan saya lakukan, tapi saya pikir saya akan mencobanya,” tuturnya.

Simak video menarik di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Titik balik kesuksesan

Alhasil, Rodrigues pun berhasil membuat sistem perangkat llunak yang bisa dioperasikan dari laptop. Ia menjual perangkat lunak tersebut dibawah bendera perusahaan Soti.

Meski mengalami perlambatan penjualan diawal berdiri, dewi fortuna pun akhirnya berpihak pada Rodriguez. Ia mendapat pesanan dari sebuah perusahaan jaringan pasar swalayan terbesar di Inggris untuk menjual sistem tersebut pada pelanggannya.

Namun alih-alih mengikuti kemauan klien, Rodriguez justru mengusulkan untuk memasukkan sistem itu ke sistem operasi perusahaan pelanggan. Tujuannya adalah agar para staf Soti dapat melakukan komunikasi dan menyampaikan data informasi secara efisien.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Perusahaan ritel tersebut akhirnya setuju dengan usulan yang diberikan Rodriguez.

“Akhirnya perusahaan Inggris itu memesan 20.000 unit perangkat komputer,” ucapnya bangga.

Setelah pemesanan dalam jumlah masif tersebut, Soti pun tumbuh makin cepat. Soti kini memiliki nilai valuasi perusahaan mencapai US$ 1 miliar. Soti juga mempekerjakan 700 karyawan yang tersebar di 22 kantor cabang berbeda. Mereka bertugas memberikan pelayanan bisnis kepada 17.000 pelanggan korporasi dari seluruh dunia.

Hingga kini Soti tercatat mampu meraih pendapatan US$ 80 juta. Rodrigues mengaku belum memerlukan tambahan investasi dari pihak luar. Itulah sebabnya, saat ini Soti masih sepenuhnya miliknya bersama dengan sang istri.