Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan, peningkatan impor sayuran dari negara lain ke Indonesia pada Juni dan sepanjang semester I-2017 hanya bersifat musiman. Pemerintah tidak dapat membendung impor beberapa jenis sayuran karena memang bebas masuk alias tidak dilarang.Â
"Ada beberapa sayuran di hortikultura yang diatur, seperti wortel. Tapi yang lain bebas masuk, tidak diatur. Jadi apa yang harus kita monitor?" kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (23/7/2017).Â
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor sayuran Indonesia di bulan keenam ini sebesar US$ 127,93 juta atau naik US$ 39,14 juta dibanding realisasi Mei ini sebesar US$ 88,79 juta. Dengan berat masing-masing 123.286,5 ton pada Juni dan 77.846,2 ton pada Mei ini.
Advertisement
Baca Juga
Sepanjang Januari-Juni 2017, Indonesia mengimpor sayuran dari negara lain sebesar US$ 441,02 juta dengan volume 452.595,2 ton. Jumlah tersebut naik drastis dibanding realisasi sebesar US$ 303,39 juta dengan berat 384.497,3 ton di periode yang sama 2016.Â
Menurut Oke, kenaikan nilai maupun volume impor sayuran di periode Juni dan semester I ini karena meningkatnya kebutuhan di dalam negeri. Sementara produksi domestik berkurang lantaran kendala cuaca.Â
"Kebutuhan masyarakat terhadap sayur meningkat. Itu seasonal, ada gangguan cuaca, hujan terus sehingga panen gagal. Ini mekanisme pasar atau pelaku pasar yang main, karena kita tidak mengaturnya. Kita hanya monitor untuk sayuran yang diatur pemerintah," jelas Oke.Â
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita saat dikonfirmasi sebelumnya pun heran dengan data peningkatan nilai impor sayuran. Ia juga mengaku tidak tahu-menahu. Dari hasil inventarisasinya, ia justru mengatakan, nilai impor sayuran tidak setinggi yang ada di data BPS.
"Ada yang masuk dan ada yang tidak melalui kita (Kemendag) kalau kayak gitu. Saya sedang inventarisir datanya tidak sebesar itu," ujar dia.Â
Saat dimintai penjelasan lebih lanjut terkait impor sayuran yang tidak melalui Kemendag, Enggar menduga hal lain. "Ya tidak tahu saya. Sekarang kan banyak (impor) yang berjalan sendiri," ucap Enggartiasto.
Ia meminta kepada importir untuk menghentikan impor sayuran yang memang dilarang masuk ke Indonesia, seperti wortel. "Sejauh ada produksinya (di dalam negeri), saya minta importir coret dengan sendirinya," kata dia.
"Saya ingin (produksi) apel bagus, tapi memang banyak impor. Jeruk asem pun diimpor, tapi jeruk manis tidak. Kalau success story wortel, kan tidak lagi diimpor," kata Enggartiasto.Â
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â