Sukses

Survei: Baru Mulai Karier, Perempuan Kurang Yakin Negosiasi Gaji

Perempuan baru lulus kuliah dinilai kurang percaya diri untuk negosiasi gaji pertama kali sehingga kontribusi kesenjangan gaji.

Liputan6.com, Jakarta - Peran perempuan kini semakin kuat dan setara dengan rekan kerja pria di sebuah perusahaan. Akan tetapi, sayangnya perempuan baru lulus kuliah terkadang kurang percaya diri untuk bernegosiasi soal gaji yang sesuai bahkan setara dengan pria.

Penelitian terbaru menunjukkan, kalau lulusan sarjana perempuan secara dramatis meremehkan kekuatan penghasilan yang didapat mereka saat melamar pekerjaan pertama kali. Ini yang dapat berkontribusi pada kesenjangan gaji di kemudian hari.

Hasil dari sebuah survei menunjukkan kalau dari 5.000 mahasiswa pascasarjana, sepertiga responden perempuan mengharapkan gaji setelah lulus kuliah sebesar 20.000 ribu pound sterling. Ada pun rata-rata lulusan perguruan tinggi di Inggris sekitar 10.000 pound sterling-30.000 pound sterling.

Penelitian yang dilakukan oleh situs karier Milkround menunjukkan, hanya 17 persen perempuan yang mengharapkan untuk mendapatkan gaji antara 25 ribu-35 ribu pound sterling dalam pekerjaan pertama dibandingkan hampir setengah lulusan laki-laki.

Selain itu, hanya 18 persen lulusan laki-laki yang siap menerima gaji pertama di bawah 20 ribu pound sterling. Ini juga memberi kepercayaan diri terhadap mereka sendiri sebagai langkah awal untuk menerima gaji dan membuka jalan ke depan.

Meskipun ada upaya oleh kelompok, badan amal dan pemerintah Inggris menutup kesenjangan gaji, namun kemajuannya lambat. Menurut Fawcett Society, kesenjangan gaji dilihat dari gender secara keseluruhan masih sekitar 14 persen.

Sementara itu, sebuah laporan yang diterbitkan Departemen Pendidikan Inggris pada Juni 2017 menunjukkan, kalau perempuan masih memperoleh rata-rata penghasilan 6.500 pound sterling selama lima tahun bekerja.

"Meski pun kami sangat menyadari kesenjangan gaji berdasarkan gender, tapi terkejut melihat begitu banyak lulusan wanita tidak menyadari nilai mereka saat memulai karier. Ini sebuah fakta yang dapat berkontribusi pada perbedaan pembayaran," ujar Francesca Parkinson dari Milkround, seperti dikutip dari laman the Independent, Rabu (26/7/2017).

"Hampir 85 persen lulusan wanita tidak mengetahui nilai mereka sendiri yang mungkin memiliki efek untuk penghasilan di masa depan mereka," ujar dia.

Mulai April tahun depan, perusahaan di seluruh Inggris yang mempekerjakan lebih dari 250 orang harus menerbitkan kesenjangan gaji di website perusahaan mereka. Mereka harus menyediakan rata-rata penghasilan, penghasilan per jam serta bonus baik proporsi laki-laki dan perempuan.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Â