Sukses

Penumpang Capai 17,2 Juta, Garuda Raup Pendapatan Rp 25,3 Triliun

Kinerja operasional Garuda Indonesia, salah satunya ditunjang pendapatan internasional pada kuartal 2-2017 yang meningkat 16 persen.

Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk membukukan pendapatan operasi US$ 1,9 miliar atau setara Rp 25,3 triliun (US$1=Rp 13.310) di semester I 2017, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama di 2016 sebesar US$ 1,76 miliar atau Rp 23,24 triliun.

Pendapatan ini dicapai dengan raihan jumlah penumpang mencapai 17,2 juta di semester I 2017, tumbuh 3,9 persen dari tahun lalu. “Melalui momentum pertumbuhan kinerja yang berhasil dicapai perusahaan tersebut kami optimistis kinerja operasional dan keuangan perusahaan akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2017 ini," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury dalam keterangannya, Kamis (27/7/2017).

Menurut dia, pencapaian tersebut didukung penerapan strategi kinerja operasional 5 Quick Wins, melalui tiga long term strategy yakni financial performance, operational excellence, dan customer experience.

Dia menuturkan, kinerja operasional salah satunya ditunjang pendapatan internasional pada kuartal 2-2017 yang meningkat 16 persen. Ini tertopang jumlah penumpang internasional yang naik 14,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan penumpang internasional pada semester 1-2017  mencapai US$ 653,3 miliar,  lebih besar dari pendapatan penumpang domestik sebesar US$ 630,7 miliar.  Hal tersebut mengindikasikan membaiknya bisnis penerbangan Garuda pada sektor internasional kedepannya.

“Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Garuda dan operating revenue yang meningkat,  perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat sebesar 36,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016, sehingga berdampak pada catatan total net loss pada semester 1-2017 sebesar US$ 138 juta di luar non-recurring expense sebesar US$ 145,8 juta yang antara lain dampak tax amnesty). Adapun net loss secara keseluruhan di semester 1-2017 sebesar US$ 283,8 juta," tutur dia.

Peningkatan signifikan juga tercatat pada pendapatan sektor non-scheduled flight services di semester 1-2017 yang  tumbuh signifikan sebesar 131,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.

Pada semester 1 - 2017 ini Garuda Indonesia Group mencatatkan jumlah passenger carried sebanyak 17,2 juta atau meningkat sebesar 3,9 persen. Sedangkan khusus passenger carried rute internasional tercatat tumbuh sebesar 15 persen. Sementara itu, kargo yang diangkut (cargo carried) juga meningkat sebesar 10,6 persen menjadi 219,4 ribu ton.

Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan kinerja on time performance (OTP) mencapai 85 persen. Tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester 1-2017 tercatat sebesar 73,3 persen, meningkat dari 70,8 persen pada semester 1 – 2016.

Melalui pertumbuhan pendapatan perusahaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan pendapatan 6,6 persen, dengan menekan beban biaya perusahaan menjadi 0,4 persen di kuartal II-2017.  

"Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia melaksanakan sejumlah strategi kinerja operasional melalui optimalisasi armada antara lain melalui rekonfigurasi seat serta peningkatan konektivitas jaringan penerbangan, upaya renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital and e-commerce," tutur dia.

Tonton video menarik berikut ini:

Â