Liputan6.com, Jakarta Potensi bisnis bubuk tulang dan kepala ikan diprediksi mencapai Rp 45 triliun. Produsen olahan perikanan Indonesia diperkirakan bisa merengguk keuntungan bila mampu memanfaatkannya dengan baik sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Hal itu diungkapkan Peneliti Ilmu dan Teknologi Pangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Faizal Fajar Sunarma dalam keterangannya, seperti dikutip Jumat (28/7/2017).
Fajar menjelaskan, saat ini harga sumpelem kalsium yang bersumber dari bubuk tulang ikan per kemasan dibanderol dengan harga fantastis, yaitu US$ 15 per kilogram (US $ 1= Rp 13.316).
Advertisement
“Jika setiap tahunnya Indonesia bisa menghasilkan sebanyak 248.500 ton bubuk tulang ikan, maka potensi ekonominya menjadi Rp 45 triliun. Ini angka fantastis bagi Indonesia dan masyarakat pengolah produk perikanan dalam negeri. Apalagi proses pengolahan bisa dilakukan secara sederhana,” ujar dia.
Menurut dia, peluang pengolahan tepung tulang ikan bisa menjadi industri baru, yang kedepannya mampu menambah angka pendapatan negara sekaligus menambah sumber alternatif kalsium masyarakat Indonesia.
Dia mengingatkan, Indonesia memiliki 70 persen wilayah perairan. Dengan luasan perairan tersebut berpotensi mendapatkan hasil perikanan melimpah. Data dan Statistik Kementerian Kelautan Perikanan pada 2015 mencatat, nilai produksi hasil perikanan mampu menembus angka 14, 79 juta ton.
Pencapaian tersebut cukup besar, mengingat Indonesia menepati urutan kedua setelah China terkait produksi ikan pada 2012. Nilai produksi tersebut, diperoleh dari perikanan tangkap yaitu laut dan umum, serta produksi perikanan budidaya. Banyaknya jumlah produksi perikanan, berpotensi menghasilkan produk samping perikanan.
Menurut Fajar, terdapat 25 persen produk samping perikanan berupa tulang ikan yang belum dioptimalkan keberadaannya. Jika total hasil perikanan di Indonesia mampu diolah sekitar 7 juta ton per tahun, maka akan ada 1,75 juta ton total produk samping berupa tulang ikan sebagai bahan produksi.
“Tulang ikan yang sudah dibersihkan dari sisa daging dan kotoran bisa diolah menjadi bubuk sebanyak 14,20 persen. Sehingga dari asumsi total tulang ikan 1,75 juta ton per tahun, maka akan menghasilkan 248.500 ton bubuk tulang ikan per tahun bisa diproduksi untuk berbagai macam produk kesehatan berkaitan dengan nilai kalsium,” terang Fajar.
Hingga saat ini, peluang pemanfaatan produk samping berupa tulang ikan sudah mulai ambil beberapa negara. Misalnya di Selandia Baru yang memiliki industri pengolah tulang ikan, yang bernama Nutri Zing yang memproduksi tepung tulang ikan sebagai bahan baku utama.
Tonton video menarik berikut ini: