Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) meraup pendapatan Rp 3,82 triliun pada semester I 2017. Angka ini meningkat 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 2,97 triliun.
Kinerja positif ini di antaranya ditopang oleh efisiensi operasional sejalan dengan implementasi teknologi informasi di bandara-bandara serta pertumbuhan industri pariwisata nasional.
Pendapatan pada Januari – Juni 2017 dikontribusikan dari bisnis aeronautika seperti passenger service charge (PSC), biaya pendaratan pesawat, pemakaian garbarata, dan sebagainya sekitar Rp 2,32 triliun. Sementara itu, pendapatan dari bisnis nonaeronautika yaitu konsesi, sewa ruang komersil, kargo, dan lain-lainnya berkontribusi sekitar Rp 1,49 triliun.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan, laba usaha perseroan juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga 62 persen atau menjadi Rp 1,46 triliun di semester I ini, naik dari sebelumnya Rp 905 miliar pada semester I/2016.
Peningkatan laba bersih diikuti kenaikan EBITDA usaha hingga 53 persen dari Rp 1,25 triliun pada Semester I/2016 menjadi Rp 1,92 triliun pada Semester I/2017.
Baca Juga
“Kinerja AP II pada paruh pertama tahun ini cukup baik karena melampaui target yang telah ditetapkan pemegang saham. Laba usaha Semester I/2017 sebesar Rp 1,46 triliun atau tumbuh 62 persen, di mana hal ini karena kami berhasil mengimplementasikan smart airport melalui penerapan teknologi informasi secara tepat guna efisiensi dalam hal operasional di bandara-bandara sehingga dapat menekan beban usaha.”
Penerapan sistem teknologi informasi di bandara AP II di antaranya adalah penggunaan aplikasi iPerform yang digunakan oleh seluruh karyawan sebagai basis pengoperasian bandara, sehingga banyak bisnis proses yang menjadi lebih mudah dan cepat.
“Industri pariwisata berkembang cukup pesat, sejalan dengan program-program pemerintah memajukan pariwisata sehingga menarik minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia,” jelas Muhammad Awaluddin.
Advertisement
Pergerakan penumpang
Pergerakan penumpang
Adapun pergerakan penumpang domestik dan internasional di 13 bandara Indonesia sepanjang Januari – Juni 2017 tercatat sebanyak 49,38 juta penumpang, atau naik sekitar 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 45,29 juta.
Khusus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, penumpang pada enam bulan pertama 2017 mencapai 29,83 juta penumpang, atau naik sekitar 7,4 persen dibandingkan dengan enam bulan pertama 2016 sebanyak 27,78 juta penumpang.
Melihat tren pergerakan penumpang hingga Semester I/2017, AP II optimistis pada akhir tahun jumlah penumpang di seluruh bandara di bawah perusahaan dapat mencapai target 100 juta penumpang seiring dengan rute-rute baru yang akan dibuka maskapai pada Semester II/2017.
Terkait dengan pengembangan portofolio usaha, AP II mulai tahun ini juga fokus pada bisnis selain pengelolaan bandara melalui tiga anak usaha, yaitu PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Properti dan PT Angkasa Pura Solusi. Adapun pada Januari - Juni 2017 ini, kontribusi pendapatan anak usaha sebesar 9 persen dari total pendapatan AP II.
Melalui anak usaha, AP II akan mengembangkan bisnis baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta seperti Hotel di Terminal 3 domestik dan internasional, Skycity, Heliport, Pusat Logistik Berikat, Skyhub, integrated building, dan parkir inap baru.
Skycity dimaksud adalah pengembangan area commercial mixed-use yang terdiri dari apartemen, premium outlet, gedung perkantoran, convention center, dan sebagainya. Sementara itu, Skyhub merupakan area seluar kurang lebih 10.000 m2 yang di dalamnya terdapat SPBU, minimarket, auto car wash, rest area, pusat kuliner, dan hotel bujet.
Selain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pengembangan usaha juga dilakukan di Bandara Internasional Kualanamu (Deli Serdang) yaitu pembangunan hotel, lalu di Supadio (Pontianak) dan Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) yakni pengembangan area komersial.
Hingga akhir tahun ini, AP II secara berkelanjutan juga tetap menjalankan sejumlah program strategis di antaranya adalah pengimplementasian smart airport melalui teknologi informasi, pengembangan kapasitas runway di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sehingga dapat mengakomodasi 86 pergerakan pesawat per jam, pembangunan runway ketiga.
Pada tahun ini, sebagai program strategis juga dilakukan revitalisasi Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pengembangan Bandara Silangit untuk melayani penerbangan internasional, serta rencana mengelola enam bandara baru.
Advertisement