Liputan6.com, Jakarta
Manajemen PT KAI (Persero) akan melakukan kajian terhadap posisi stasiun light rail transit (LRT) Jabodebek. Kajian ini bakal dilakukan untuk mengoptimalkan jumlah penumpang.
Kepala Divisi LRT Najib Tawangalun mengatakan, dengan optimalisasi stasiun ini, maka diharapkan jumlah subsidi pemerintah bisa turun.
"Saya dalam hal ini dan tim diberikan tugas untuk melakukan review apakah posisi stasiun sudah sesuai atau belum," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin (31/7/2017).
Dia mengatakan, subsidi untuk LRT ini berbeda dengan subsidi penumpang pada kereta lainnya. Di mana, subsidi LRT digunakan untuk membayar pinjaman bank dengan besaran subsidi sekitar Rp 1 triliun per tahun selama 12 tahun.
Di dalam subsidi LRT, semakin banyak penumpang, maka subsidi yang dikucurkan pemerintah akan turun. Sementara, jika kereta biasa dan semakin banyak penumpang, maka anggaran yang dikucurkan semakin besar.
"Konsep daripada pembiayaan adalah di situ semakin banyak penumpang, maka subsidi akan turun. Tentunya ini adalah konsep baik sekali untuk pemerintah," jelas dia.
Lebih lanjut, jumlah penumpang untuk LRT sendiri diperkirakan 116 ribu penumpang dan mengalami pertumbuhan sebanyak 5 persen per tahun hingga tahun 2029. Dia menuturkan, untuk kajian stasiun ini akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"Ini kita masih koordinasi terus dengan Kemenhub maupun Adhi Karya. Karena apa pun desain awal kalau masih in place kita jalan, kalau di sini di situ masih kurang pas kita usulkan geser dan sebagainya," tandas dia.
Optimalkan Jumlah Penumpang, KAI Kaji Posisi Stasiun LRT
KAI akan melakukan kajian terhadap posisi stasiun LRT Jabodebek
Advertisement