Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik ke level tertinggi dalam tujuh pekan pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas ini karena data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang belum menunjukkan perbaikan.
Mengutip Reuters, Rabu (2/8/2018), harga emas di pasar spot sempat menyentuh angka US$ 1.273,97 per ounce yang merupakan level tertinggi sejak 14 Juni. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus berakhir naik 0,5 persen ke level US$ 1.279,40 per ounce.
"Berlanjutnya pelemahan data-data ekonomi AS membuat orang mempertanyakan kebijakan Bank Sentral AS (the Federal Reserve/the Fed). Jika inflasi memang sulit bergerak naik maka emas akan diuntungkan," kata analis komoditas TD Securities Ryan McKay.
Advertisement
Baca Juga
"Pelaku pasar tengah melihat kelanjutan rencana kenaikan suku bunga the Fed dan harga emas ternyata sudah mulai kembali naik dari posisi US$ 1.200 per ounce," lanjut dia.
Nilai tukar dolar AS naik tipis karena investor sedang mencari posisi. Sebenarnya jika nilai tukar dolar AS naik akan menekan harga emas. Namun kali ini tak terjadi.
Dalam beberapa hari terakhir dolar AS memang terus tertekan bahkan jatuh ke level terendah dalam 15 bulan karena ketidakpastian situasi politik di AS dan data-data ekonomi yang tidak terlalu menggembirakan.
Presiden AS Donald Trump terus membuat keputusan kontrovesial dalam beberapa pekan ini. Terakhir, Presiden Trump pada Senin kemarin memecat Anthony Scaramucci dari jabatannya sebagai direktur komunikasi setelah yang bersangkutan mengeluarkan kata-kata kasar kepada staf senior lainnya.
Pemecatan Scaramucci cukup mencengangkan karena terjadi hanya 10 hari ia berkantor di Sayap Barat Gedung Putih. Penunjukan Scaramucci telah memicu kekacauan yang menyebabkan mundurnya Sean Spicer sebagai sekretaris pers dan Reince Priebus sebagai kepala staf presiden.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: