Liputan6.com, Jakarta PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan penjualan Rp 743 miliar pada semester I 2017. Raihan ini ditopang oleh penjualan sawit yang semakin moncer.
Direktur & Investor Relation Bakrie Sumatera Plantations, Andi W Setianto, mengatakan, perseroan juga membukukan kenaikan laba kotor 117 persen ke Rp 351 miliar dan laba operasi Rp 141 sepanjang semester I 2017 dibandingkan semester I 2016.
“Manajemen UNSP optimistis, kinerja perseroan akan terus membaik pada tahun ini. Apalagi, berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mencapai puncaknya di semester kedua setiap tahun,” kata Andi dalam keterangan resminya, Rabu (2/8/2017).
Advertisement
Ia mengatakan, perseroan melakukan sejumlah program revitalisasi perkebunan dan fasilitas produksi untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet, di tengah pelemahan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO).
Menurut Andi, harga komoditas sawit utama yaitu CPO melemah dari level bulanan US$ 720 per ton FOB Malaysia di Januari hingga ke level US$ 620 pada Juni 2017.
Lebih lanjut, kebijakan pungutan CPO Fund US$ 50 per ton untuk subsidi program biodiesel nasional menyebabkan diskon harga CPO domestik yang diterima perseroan dan petani dari menjual CPO dan FFB (Fresh Fruit Bunch) di pasar lokal.
“Perseroan mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) and ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, di antaranya kebijakan zero-burning (tanpa membakar) dalam melakukan kegiatan perkebunan,” paparnya.
Perseroan juga berinovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Perseroan melihat bibit unggul dan pendampingan petani pemilik lahan pertanaman sawit nasional kurang lebih 4 juta hektare adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Direktur Utama UNSP, M Iqbal Zainuddin, menambahkan, strategi peningkatan produktivitas berkelanjutan yang sedang dilakukan akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
“Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan lanjutkan dengan langkah konkret peningkatan produktivitas aset lainnya dan perbaikan struktur permodalan. Kami optimistis, dalam jangka menengah dan panjang nanti perusahaan ini akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat,” katanya.