Liputan6.com, Jakarta Panin Dubai Syariah Bank (PDSB) menandatangani kerja sama pembiayaan dengan PT Kampung Kearifan Indonesia (Javara). Dalam kerja sama ini, PDSB mengucurkan pinjaman sebagai tambahan modal usaha bagi Javara sebesar Rp 10 miliar.
Direktur Utama PT PDSB Doddy Permadi S mengatakan, pinjaman kepada Javara jarang diberikan perbankan lain. Bisnis pengolahan produk pangan berbasis warisan budaya Nusantara, seperti yang digeluti Javara, seringkali dikategorikan sebagai nonbankable.
Baca Juga
"Ini kan model skimnya kita harus bagus, kalau konvensional ada jaminan. Tapi ini kan tidak ada jaminan. Modelnya (pinjaman) bertahap," ujar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Doddy berharap pinjaman tahap awal PDSB ini bisa dipakai untuk penambahan barang modal dan permesinan. Dengan demikian, diharapkan kapasitas produksi Javara bisa meningkat.
"Kita harus menaikkan dulu produksinya. Permintaan ini kan banyak, cuma permintaan tidak bisa ditangani karena produksinya tidak bisa ditingkatkan, karena modal kerja tidak ada. Pembiayaan kita pertama barang-barang modal, mesin untuk produksi, kita naikkan produksi sampai jumlah tertentu," ucap dia.
Sementara itu, CEO Javara Helianti Hilman mengungkapkan, dana pinjaman memang akan digunakan untuk membeli mesin pengemasan. Selama ini Javara masih mengemas produknya secara manual, sehingga produksinya terbatas.
"Tahap awal untuk investasi mesin, lebih ke mesin packaging. Untuk pengemasan selama ini kita masih semi manual. Kalau bisa dengan mekanisasi, yang biasanya bisa kita pack‎ 700 botol per hari, diharapkan bisa meningkat menjadi 5 kali lipat," dia menjelaskan.
Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, ujar Helianti, dia berharap bisa memperluas ‎pasar, baik di lokal maupun ekspor. Selain dipasarkan di dalam negeri, produk-produk Javara telah diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Australia, Singapura dan lain-lain.
Adapun produk yang berorientasi ekspor seperti coconut sugar, beras organik, mi organik, bumbu-bumbu dan lain-lain. Nilai ekspor pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp 30 miliar dan penjualan di dalam negeri sebesar Rp 20 miliar.
‎"Perluasan pasar akan mengikuti. Selama ini ada order tapi dari suplai kita harus persiapkan, bahan baku sampai proses produksi. Produk kita dikonsumsi bagi untuk rumah tangga, restoran, pabrik maupun dipasarkan di ritel modern (di luar negeri). Tahun depan kita akan masuk pasar Afrika, pertama Afrika Selatan," tandas dia.
Advertisement
Tonton video menarik berikut ini: