Liputan6.com, Jakarta - Memiliki rumah sendiri tentu menjadi impian setiap orang. Kamu pun sering browsing untuk mencari tips dan perencanaan dalam membangun rumah. Ternyata, ada cara sederhana untuk menghemat biaya membangun rumah yaitu dengan menyewa kontraktor rumah.
Namun, kamu perlu hati-hati dalam memilih kontraktor rumah. Jika tidak, bukannya selesai, tetapi bangunan rumahmu bisa saja terbengkalai lho. Sebelum menyewa, kamu harus memastikan apakah mereka kontraktor rumah terpercaya dan bertanggung jawab atau tidak.
Advertisement
Baca Juga
Jika salah pilih, rumah idamanmu menjadi taruhannya. Ini adalah segelintir kesalahan yang sering dilakukan oleh orang yang akan membangun rumah dengan jasa kontraktor. Nah, berikut ini adalah rangkuman 10 kesalahan saat akan menyewa kontraktor rumah yang bisa kamu jadikan pelajaran seperti dikutip Swara Tunaiku:
1. Mencari kontraktor sendiri tanpa pertimbangan dari orang berpengalaman
Meminta rekomendasi sahabat terdekat yang sudah berpengalaman dalam membangun rumah memang menjadi jalan terbaik saat akan memilih kontraktor.
Jadi, kamu benar-benar tahu apakah kontraktor tersebut dapat bekerja dengan baik dan hasilnya memuaskan. Dan lagi, proses tawar menawar akan lebih enak, karena sudah ada penjembatan yaitu temanmu sendiri.
Beda cerita jika kamu mencari kontraktor rumah secara mandiri di internet. Parahnya, kamu tergiur iklan yang menawarkan kontraktor rumah dengan bujet yang sangat miring. Bisa-bisa kamu mendapatkan hasil yang kurang memuaskan karena belum jelas kualitas kontraktor rumah tersebut.
2. Tidak meminta identitas resmi
Sikap hati-hati dalam berhubungan dengan kontraktor rumah sangat diperlukan. Hal ini bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan jika terjadi sengketa. Karena sudah saling kenal dan merupakan rekomendasi dari keluarga, kamu santai saja tanpa meminta identitas resminya.
Jika memungkinkan, buat kontrak yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jadi jelas dalam hal perencanaan pembangunan dan masalah kekurangan.
Modal percaya tidak bisa menjadi jaminan kamu bisa membangun rumah dengan lancar tanpa hambatan. Bagaimana jika nanti terjadi masalah dalam proses membangun rumah?
Simak video menarik di bawah ini:
Selanjutnya
3. Sering tergoda dengan biaya yang murah meriah
Setelah membanding-bandingkan kontraktor A dan kontraktor B, ternyata harga kontraktor A jauh lebih murah. Bahkan setelah dihitung-hitung selisihnya mencapai Rp 50 juta. Namun, jangan langsung tergiur dulu. Kamu patut curiga dengan kualitas material bangunan yang mereka pilih serta keahlian para pekerjanya. Jangan sampai rumah sudah selesai dibangun tetapi hasilnya kurang memuaskan.
4. Kurang memerhatikan latar belakang profesionalitas kontraktor
Apapun jenis rumah yang akan dibangun, kamu harus memastikan bahwa kontraktor yang dipilih memang telah jago dalam bidangnya. Seringnya, banyak yang asal-asalan memilih kontraktor tanpa tahu sejarah dan kemampuan dari para tukangnya.
Kalau kurang hati-hati, bisa saja rumahmu menjadi kelinci percobaan. Sehingga, ada baiknya untuk melacak riwayat kerja mereka dan juga mencari tahu apakah mereka sudah ada pengalaman membuat rumah dengan tipe yang kamu mau.
Selanjutnya
5. Terburu-buru menandatangani kontrak
Saat menandatangani kontrak, apakah kamu sudah paham dan yakin betul dengan isinya? Karena sering terburu-buru menandatangani kontrak, banyak nih yang merugi. Apalagi jika terjadi masalah, kamu tidak bisa menuntut pertanggung jawaban. Karena memang tidak disebutkan di dalam kontrak.
Luangkan waktu untuk membaca isi kontrak. Teliti satu-satu, adakah isi kontrak yang kurang sesuai atau masih ambigu. Jadi nanti isi kontrak bisa sesuai dengan harapan dari kedua belah pihak.
6. Suka malas mencari referensi dan suka ikut-ikutan
Saat membangun rumah, kamu pasti akan menentukan berapa bujet yang perlu disiapkan. Karena malas mencari referensi dari banyak pihak, kamu ikut-ikutan dengan standar bujet yang tetanggamu siapkan saat membangun rumah. Padahal, jika lebih telaten lagi, kamu bisa mendapatkan kontraktor rumah yang terpercaya dengan bujet yang tidak terlalu mahal.
Coba selidiki satu-satu kontraktor yang kamu temui. Catat material apa saja yang akan mereka pakai hingga jumlahnya kira-kira habis berapa. Kamu bisa survei lagi apakah benar-benar habis sesuai harga yang mereka ajukan atau tidak.
Selanjutnya
7. Tidak menyimpan resi pembayaran
Agar semua perputaran uang tercatat dengan baik, kamu bisa menyimpan resi pembayaran material bangunan. Meski terkesan ribet, hal ini sangat membantumu untuk menghitung biaya total. Ada kalanya, kamu pasti malas menyimpan resi pembayaran paku karena terlihat sepele. Namun, hal ini menjadi perlu kalau ingin mendapatkan total biaya yang paling akurat.
8. Tergantung pada sistem pembayaran tunai
Karena sering melakukan pembelian secara tunai, resi pembayaran pun tercecer. Khususnya bagi kamu yang kurang telaten menyimpan resi dan mengumpulkannya satu-satu. Ada cara mudah untuk mengakalinya yaitu dengan transaksi elektronik. Karena di sinilah semua pengeluaran akan tercatat.
Selanjutnya
9. Terburu-buru melunasi pembayaran
Niatan baikmu kadang bisa menjadi celah bagi orang lain untuk melakukan kejahatan. Kamu yang tidak mau menunda-nunda segera melunasi pembayaran kontraktor meski rumah belum selesai. Tidak disangka-sangka, ternyata uang tersebut dibawa kabur oleh si kontraktor, padahal rumahmu baru setengah jadi.
Solusinya adalah kamu bisa melakukan pembayaran bertahap. Seperti pembayaran pertama setelah selesai membangun pondasi, kedua saat sudah mendirikan struktur bangunan. Dan terakhir adalah ketika dinding sudah berdiri dan seterusnya.
10. Tidak mengecek kesejahteraan pekerja
Banyak yang sering lalai akan kesejahteraan pekerja dalam membangun rumah pribadi ini. Kamu pasti beranggapan bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan atau asuransi dari kontraktor.
Pastikan baik-baik berkaitan dengan perlindungan ini. Takutnya, jika terjadi kecelakaan kerja tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab.
Â