Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa belajar dari Malaysia dalam mengelola dana haji. Pasalnya, dana haji di Malaysia tidak hanya bermanfaat bagi jamaah haji, namun juga masyarakat banyak.
Wakil Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia Nadhatul Ulama (Lakpesdam NU) Dadi Darmadi mengatakan, dana haji Malaysia telah mencapai Rp 180 triliun. Dana tersebut bisa digunakan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk haji.
"Bagaimana tabungan haji Malaysia itu, yang pertama tadi disebutkan tabungan haji Malaysia dapat mengurangi biaya haji," kata dia di Jakarta, Minggu (6/8/2017).
Kemudian, pelayanan untuk haji pun maksimal. Di antaranya, penginapannya dekat dengan Masjidil Haram. Kemudian, haji di sana memiliki standar ONH plus.
"Mereka punya pengelolaan haji yang sangat luar biasa. Secara otomatis punya dampak terhadap pelayanan jamaah haji, kita sangat iri sekali. Ketika orang Malaysia dana tabungan haji itu betul-betul memberikan pelayanan yang sangat VVIP," ujar dia.
Hebatnya, kata dia, dana haji Malaysia bisa menyelematkan perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut."Kelebihan dari tabungan dana haji Malaysia itu bahkan bisa mem-bailout beberapa perusahaan-perusahaan yang bangkrut," ujar dia.
Dia bilang, di Malaysia itu tabungan haji berkembang lembaga keuangan syariah yang besar. Sambungnya, dana haji masuk ke berbagai investasi seperti teknologi, perkebunan, realestate, kontruksi, dan pasar modal.
"Saya kira mau tidak mau. Kita terlambat dibandingkan Malaysia 54 tahun," tandas dia.
Malaysia Punya Dana Haji Ratusan Triliun, untuk Apa Saja?
Indonesia bisa belajar dari Malaysia dalam mengelola dana haji
Advertisement