Sukses

BPS: Ekonomi RI Kuartal II 2017 Tumbuh 5,01 Persen

Kondisi perekonomian global pada kuartal II 2017 terus menunjukkan adanya peningkatan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi RI.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal II 2017 (Year on Year/YoY). Angka tersebut sama dengan pencapaian kuartal sebelumnya yang juga di angka 5,01 persen. 

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 ini di bawah perkiraan. Namun, masih berada di koridor yang bagus dengan mempertimbangkan situasi global yang tidak pasti dan harga komoditas yang turun.

Ada beberapa yang mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 tersebut. Pertama adalah harga komoditas minyak dan gas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal I 2017 secara umum mengalami penurunan. Hal tersebut menahan angka pertumbuhan ekonomi menuju ke level yang lebih tinggi. 

Namun di luar itu, kondisi perekonomian global pada kuartal II 2017 terus menunjukkan adanya peningkatan. Ia mencontohkan ekonomi beberapa mitra dagang ‎Indonesia pada umumnya membaik sehingga mampu mendorong angka pertumbuhan ekonomi. 

"China menguat dari 6,7 persen di kuartal II 2016 menjadi 6,9 persen di kuartal II 2017, Amerika Serikat (AS) juga menguat dari 1,2 persen menjadi 2,1 persen. Sedangkan Singapura menguat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen," jelas dia Senin (7/8/2017). 

Selain itu, realisasi belanja pemerintah (APBN) kuartal II 2017 mencapai Rp 493,29 triliun atau 23,71 persen dari pagu 2017 sebesar Rp 2.080,5 triliun. Angka tersebut naik dibanding realisasi kuartal II 2016 mencapai Rp 475,89 triliun atau 22,85 persen dari pagu 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun.

Sebelumnya, ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5,05 persen sampai 5,07 persen di kuartal II-2017. "Pertumbuhan ekonomi kuartal II ini diperkirakan mencapai 5,07 persen dibanding kuartal II-2016 (year on year/yoy)," kata dia.

Penopang Produk Domestik Bruto (PDB) pada periode tersebut masih berasal dari konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah. Josua menjelaskan, peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal II di tahun ini terindikasi dari impor barang konsumsi yang tumbuh 14,5 persen (yoy) daripada kuartal I yang tercatat 4,8 persen (yoy).

Peningkatan konsumsi rumah tangga, meskipun terbatas, masih dipengaruhi oleh faktor musiman Idul Fitri, serta liburan sekolah pada akhir kuartal II. "Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 5,0 persen," tuturnya.

Selain konsumsi rumah tangga dan pemerintah, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II diperkirakan Josua masih tumbuh positif sebesar 4,8 persen.

Tonton Video Menarik Berikut Ini: