Liputan6.com, Jakarta
PT Barata Indonesia (Persero) meraih sejumlah kontrak di semester 1 2017 yang nilainya mencapai Rp 1,5 triliun. Kontrak yang diraih bahkan lebih dari target perusahaan.
Â
Direktur Utama PT Barata Indonesia Silmy Karim mengungkapkan, capaian itu tidak terlepas dari strategi perusahaan untuk meningkatkan produk dalam negeri, terutama bagian dari sinergi BUMN.
Â
"Perolehan kontrak kami telah mencapai lebih dari 100 persen. Sekarang kami sudah dapat kontrak Rp 1,5 triliun," kata Silmy di Kementerian BUMN, Senin (7/8/2017).
Â
Baca Juga
Â
Dia menjelaskan, dengan strategi penggunaan komponen dalam negeri ini, membuat biaya produksi dan perawatan setiap produk menjadi lebih murah. Ini yang menjadi kekuatan Barata saat mengikuti tender.
Â
Silmy menambahkan, saat ini banyak BUMN yang bersinggungan dengan Barata Indonesia yang memiliki kapasitas produksi belum maksimal. Tidak hanya itu, bahkan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), ada juga BUMN yang saat ini memiliki banyak teknisi. Hal inilah yang coba dimanfaatkan oleh Barata Indonesia.
Â
"Kalau ada peralatan yang tidak punya, ngapain harus beli, orang saudara sendiri punya. Karyawan ada yang berlebih engineer-nya, ada yang kita tarik," tegas Silmy.Â
Â
Yang terbaru, Barata Indonesia mendapatkan kontrak dari PT Indonesia Power yang notabene sebagai anak usaha dari PT PLN (Persero). PT Barata Indonesia menjadi partner penyedia komponen-komponen dan memberikan layanan maintenance pembangkit listrik di lingkungan PT Indonesia Power.Â
Â
Tonton video menarik berikut ini: