Liputan6.com, Jakarta Ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang tengah dikembangkan oleh pemerintah. Diharapkan, melalui sumber ekonomi baru ini, Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045.
Hanya saja, dikatakan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, saat ini pengembangan ekonomi digital ini masih menemui banyak kendala. Pertama, mengenai infrastruktur digital yang dimiliki Indonesia.
Agus memaparkan, penetrasi penggunaan internet di Indonesia saat ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Tercatat penetrasi tersebut baru 51 persen, sementara Thailand sudah mencapai 67 persen dan Malaysia sudah di atas 70 persen. Bahkan Inggris dan Jepang sudah di atas 90 persen.
"Persoalan utama belum optimalnya pemanfaatan teknologi digital di Indonesia karena kualitas layanan internet yang masih tertinggal dibanding negara lain," tegas Agus di Gedung Bank Indonesia, Rabu (9/8/2017).
Dipaparkan Agus, saat ini kecepatan rata-rata koneksi internet Indonesia peringkat 18 dari 20 negara. Sementara Malaysia ada di peringkat 11 dan Thailand peringkat 15. Selain itu, cakupan layanan 4G di Indonesia baru mencapai 23 persen.
Tidak hanya itu, tantangan lain adalah masih rendahnya investasi baik pemerintah ataupun perusahaan di sektor teknologi informasi ini.
"Investasi di sektor-sektor utama berkontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi seperti manufaktur dan pertambangan, itu relatif rendah, bahkan cenderung lebih rendah dibanding negara dalam kelompok yang sama," tegasnya.
Agus mengingatkan jika para pelaku ekonomi tidak melakukan inovasi di bidang ekonomi digital ini, maka akan tertinggal. Jika hal ini dimaksimalkan, maka ke depannya akan menjadi tenaga baru dalam memicu pertumbuhan ekonomi RI mencapai 7 persen tiap tahun. (Yas)
Ini Tantangan Pengembangan Ekonomi Digital di Indonesia
Ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang tengah dikembangkan oleh pemerintah
Advertisement