Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengingatkan kepada pemerintah untuk bergerak cepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III dan IV 2017. Terdapat sektor-sektor pilihan yang harus menjadi perhatian pemerintah.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus menjadi pokok kerja pemerintah dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Setidaknya yang harus digenjot komponen pertumbuhan ekonomi itu di sektor pertanian, industri dan perdagangan. Karena tiga faktor itu memiliki peran 50 persen dari PDB," kata Soelistyowati dalam Seminar Nasional kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sektor pertanian, dikatakannya, menjadi salah satu dasar utama untuk menggerakkan perdagangan Indonesia. Dengan demikian dengan meningkatkan kesejahteraan para petani dengan tetap menjaga lahan-lahan yang produktif bisa membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi ke depannya.
Tidak hanya itu, sektor industri, pada kuarta II 2017 juga pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal di sektor ini, banyak menyerap tenaga kerja. "Secara total tiga sektor ini memegang lebih dari 50 persen penyerapan tenaga kerja, ini jadi kuncinya," tegas dia.
Soelistyowati menambahkan, pada kuartal II 2017 memang ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi, yaitu di sektor teknologi dan informasi dan sekot perhubungan atau transportasi, yang masing masih pada angka 10 persen dan 8 persen.
"Sayangnya dua sektor itu hanya memiliki kontribusi di pertumbuhan ekonomi kecil sekali, begitu juga dengan penyerapan lapangan kerjanya," tegasnya.
Untuk itu, BPS menyarankan kepada pemerintah untuk lebih memberikan relaksasi dan fokus kepada peningkatan kinerja di sektor pertanian, industri dan pertanian, demi peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2017 sebesar 5,01 persen. Angka ini tidak mengalami pertumbuhan jika dibandingkan kuartal I 2017 yang juga 5,01 persen.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: