Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan yang diperkirakan akan melembar.Â
Mengutip Bloomberg, Senin (14/8/2017), rupiah di buka di angka 13.349 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.361 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.339 per dolar AS hingga 13.355 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,99 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.344 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.370 per dolar AS.
Dolar AS memang mendapat tekanan sejak Jumat lalu setelah data inflasi AS tak sesuai dengan perkiraan atau lebih rendah dari perkiraan. Realisasi angka inflasi tersebut membuat ekspektasi akan kenaikkan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal reserve (the Fed) justru mereda.
"Muncul ketidakpastian di pasar, tetapi kemungkinan besar ketidakpastian tersebut tidak akan berlangsung lama," jelas kepala analis Mizuho Securities, Tokyo, Jepang,Masafumi Yamamoto.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, tensi politik antara AS dan Korea Utara membuat pelaku pasar memasukkan dananya ke safe haven dan menekan dolar AS. Alhasil, rupiah masih mampu menguat hingga Senin ini.
"Saat ini, pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan yang diperkirakan akan melebar," jelas dia. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di DPR RI yang salah satunya akan menjelaskan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.Â
Tonton Video Menarik Berikut Ini: