Liputan6.com, Jakarta - Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) membangun hunian berbasis transportasi di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Hunian tersebut merupakan bagian dari Transit Oriented Development (TOD) yang direncanakan pemerintah sejak lama.
Kawasan hunian terpadu ini memiliki lahan seluas 15.255 meter persegi dan akan dibangun sebanyak tiga menara (tower). Total hunian yang akan dibangun mencapai 1.232 unit dengan ketinggian 29 lantai.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan, hunian yang terletak tidak jauh dari pusat kota ini 25 persen diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Advertisement
Baca Juga
"Jadi kita upayakan bagaimana masyarakat MBR itu tetap bisa tinggal di kota. Makanya harganya nanti juga akan sedikit lebih murah, kita upayakan di Rp 200 juta atau kalau bisa di bawah," kata Rini di Stasiun Tanjung Barat, Selasa (15/8/2017).
PT KAI dalam proyek ini memiliki lahan dan mendapatkan pembagian saham pengelolaan sebesar 25 persen, sementara sisanya menjadi hak dari Perum Perumnas. Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun TOD ini yaitu Rp 705 miliar.
Perumnas menawarkan tiga tipe dalam TOD ini, yaitu tipe Studio, 1 Bed Room (BR) dan 2 Bed Room. Mengenai harganya, Fasilitas FLPP hanya diberikan untuk yang tipe Studio dengan harga Rp 200 jutaan. Bunga yang ditawarkan flat sebesar 5 persen dengan uang muka sebesar 1 persen.
Sedangkan untuk tipe 1 BR harga hunian ini sebesar Rp 350 jutaan. Sedangkan yang untuk tipe 2 BR dihargai di atas Rp 500 juta. Bank yang bekerja sama dengan Perumnas untuk memasarkan TODÂ ini adalah Bank Mandiri dan BTN.
Keunggulan TOD ini, selain berada di Stasiun Tanjung Barat, juga bakal terdapat zona komersial, seperti kios, F&B, modern dan tradisional retail. Selain itu juga terdapat fasilitas tempat parkir dengan luas 4.186 meter persegi.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: