Liputan6.com, Jakarta - Kemiskinan baik di pedesaan maupun perkotaan berkaitan erat dengan masalah pangan, khususnya beras. Jika masalah ketersediaan dan harga beras teratasi, maka kemiskinan diyakini bisa menurun.
Ekonom Faisal Basri mengatakan, angka kemiskinan di desa diakibatkan oleh kontribusi beras sebanyak 26,46 persen. Sedangkan di kota, komoditas tersebut berkontribusi 20,11 persen terhadap kemiskinan.
“Cara paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan adalah instrumen beras,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Advertisement
Faisal mengatakan pemerintah seharusnya mengutamakan peningkatan produksi pangan seperti beras dan fokus di hulu. Peningkatan produksi akan menyelesaikan masalah disparitas harga yang ujungnya perbaikan pada angka kemiskinan.
"Pemerintah seharusnya meningkatkan mekanisasi untuk menggenjot produktivitas," lanjut dia.
Baca Juga
Berdasarkan data Outlook Padi 2016 Kementerian Pertanian (Kementan), produktivitas padi Indonesia 2010-2014 hanya mencapai 5,7 ton per hektare (ha). Ini masih di bawah Vietnam yang mencapai 6,67 ton per ha.
"Padahal lahan pertanian padi di Vietnam tidak sebesar Indonesia, namun produktivitasnya lebih tinggi," kata Faisal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Indonesia meningkat masing-masing 1,83 dan 0,48 di Maret 2017 dibanding realisasi September 2016 yang sebesar 1,74 dan 0,44.
Jumlah penduduk miskin di bulan ketiga ini sebanyak 27,77 juta orang dengan persentase 10,64 persen.
Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 1,74 pada September 2016 menjadi 1,83 pada Maret 2017.
"Kalau indeks kedalaman meningkat, berarti tingkat kedalaman kemiskinan semakin dalam. Jarak antara rata-rata pengeluaran orang miskin dengan garis kemiskinan semakin jauh, sehingga upaya mengentaskan penduduk miskin menjadi lebih sulit lagi," kata dia di kantornya.
Indeks Kedalaman Kemiskinan di wilayah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 1,24, sedangkan di wilayah perdesaan mencapai 2,49. Masing-masing meningkat dibanding September tahun lalu yang sebesar 1,21 dan 2,32.
"Ini menunjukkan persoalan kemiskinan di desa lebih bermasalah dibanding perkotaan," tegasnya.
Sementara untuk Indeks Keparahan Kemiskinan, tutur Suhariyanto, trennya hampir sama dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, yakni naik dari 0,44 di September 2016 menjadi 0,48 di Maret 2017. Indeks keparahan kemiskinan ini menunjukkan bahwa variasi pengeluaran penduduk miskin menjadi semakin lebar.
"Paling curam peningkatan indeks keparahan kemiskinan di desa dari 0,59 menjadi 0,67. Sedangkan di kota dari 0,29 menjadi 0,31," ia menjelaskan.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: