Sukses

Jokowi: Angka Kemiskinan, Ketimpangan dan Pengangguran Menurun

Jumlah orang miskin di Maret 2017 menurun menjadi 27,77 juta orang.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko widodo (Jokowi) menyampaikan pidato Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Nota Keuangan 2018 di Gedung MPR/DPR. Dalam pidatonya, ia menyebut bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah orang miskin yang terus menurun.

Jokowi menyebut, pada Maret 2015 jumlah orang miskin terhitung 28,59 juta orang. Sementara di Maret 2017 jumlah tersebut menurun menjadi 27,77 juta orang.

"Dengan tantangan tersebut, Pemerintah akan terus berupaya maksimal untuk mengakselerasi penurunan jumlah penduduk miskin melalui berbagai inovasi program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial," tuturnya di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Lebih lanjut, Jokowi juga menggarisbawahi angka ketimpangan antara si kaya dan si miskin yang mengalami penurunan. Indeks Rasio Gini yang sebelumnya berada di angka 0,408 pada Maret 2015 menurun menjadi 0,393 pada Maret 2017. Tingkat pengangguran juga berhasil ditekan.

"Selain itu, tingkat pengangguran juga mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 5,33 persen pada Februari 2017," ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, hal ini bisa dicapai akibat adanya perbaikan di bidang Belanja Pemerintah Pusat. Anggaran banyak disalurkan sebagai pendanaan program-program prioritas.

"Peningkatan belanja diarahkan untuk pendanaan program-program prioritas, utamanya pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi, guna menyerap tenaga kerja serta mengurangi kemiskinan dan ketimpangan," jelas Jokowi.