Liputan6.com, Jakarta Harga minyak ditutup rendah pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, setelah Departemen Energi Amerika Serikat melaporkan peningkatan produksi domestik secara mingguan ke level tertinggi dalam 2 tahun.
Data pemerintah tersebut juga menunjukkan penurunan tertinggi pada pasokan minyak Amerika Serikat sejak September tahun lalu. Dan pasokan itu sudah turun selama 7 pekan berturut-turut. Namun angka tersebut gagal untuk memberikan perbaikan harga selama sesi perdagangan.
Harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate turun 77 sen atau 0,16 persen untuk menetap di level US% 46.78 per barel yang dijual di Bursa Komoditas New York Mercantile Exchange.
Penurunan itu menandakan pelemahan tiga kali berturut-turut untuk West Texas Intermediate.
Sementara harga minyak acuan dunia, Brent turun 53 sen atau 1 persen ke level US$ 50,27 per barel yang dijual di London ICE Futures.
Data dari Departemen Energi dan Informasi pada Rabu kemarin menunjukkan kenaikan 79 ribu barel per hari pada total produksi minyak mentah ke level 9.502 juta barel per hari pada pekan lalu.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Juli seperti dilansir dari Marketwatch, Kamis (17/8/2017).
Produksi Naik ke Level Tertinggi, Harga Minyak Merosot
Harga minyak ditutup rendah pada penutupan perdagangan Rabu kemarin
Advertisement