Sukses

Genjot Investasi, Prefektur Jepang Buka Kantor Perwakilan di RI

Tujuan dari adanya kantor perwakilan adalah untuk memudahkan fasilitasi para investor dari Aichi yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Jepang terus berupaya untuk menguatkan kerja sama di bidang ekonomi khususnya sektor industri. Salah satu langkahnya, pemerintah Prefektur Aichi, Jepang akan mendirikan kantor perwakilan di Indonesia.

“Aichi dikenal sebagai pusat industri otomotif. Di sana ada Toyota serta perusahaan spare part seperti Aisin dan Denso. Mereka akan mendorong business matching antara pelaku usaha kedua negara,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Menurut dia tujuan dari adanya kantor perwakilan adalah untuk memudahkan fasilitasi para investor dari Aichi yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. “Karena total investasi Jepang, sepertiganya berasal dari Prefektur itu. Tentunya, dengan adanya kantor representatif mereka nanti, kami berharap adanya peningkatan investasi,” lanjut dia.

Selain itu, lanjut Airlangga, mereka meminta agar Indonesia dapat membuka jalur penerbangan langung ke Chubu, salah satu kota di Aichi. “Kami akan mendukung direct flight ini, karena tenaga kerja Indonesia paling banyak di Nagoya. Nagoya adalah Ibu Kota Prefektur Aichi, yang terletak di pesisir Samudra Pasifik di wilayah Chūbu," jelas dia.

Airlangga meyakini, peluang kerja sama kedua negara di sektor manufaktur masih terbuka. Apalagi, pada Oktober 2017 nanti diselenggarakan forum bisnis dengan Jetro di Nagoya.

“Kami pun berharap, investasi Jepang yang baru akan menunjang industri yang sudah ada di Indonesia, seperti otomotif,” kata dia.

Saat ini, produksi industri otomotif di Indonesia mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu unit per tahun. “Kami menargetkan tahun ini naik 30 persen. Untuk mendukungnya, akan dibangun pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Investasinya ini 50 persen dari Jepang, yang juga berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” ungkap dia.

Sementara itu, Gubernur Prefektur Aichi, Hideaki Ohmura menyampaikan, pihaknya ingin agar pemerintah Indonesia aktif mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang semakin mendukung dan memudahkan pelaku industri, seperti percepatan pembangunan infrastruktur, keringanan perpajakan dan fasilitasi dari dunia perbankan.

“Aichi memiliki kekuatan industri kelas dunia yang didukung oleh industri manufaktur yang berkualitas, selain ekonomi dan budaya yang kuat,” ungkap dia.

Menurutnya, Aichi cukup dikenal dengan perkembangan sektor manufakturnya yang semakin produktif, termasuk industri otomotif dan mesin perkakas yang berteknologi tinggi.

Saat ini, sebanyak 240 perusahaan dari Aichi telah menanamkan investasi di Indonesia. Namun, dia yakin, ke depan, potensi investasi dari wilayahnya ke Indonesia masih cukup tinggi.

“Selain itu, kami tengah mengembangkan teknologi aerospace dan robot. Sektor-sektor tersebut berkembang pesat dan menunjukkan pertumbuhan seiring dengan sektor yang lebih tradisional, seperti tekstil dan keramik,” kata Ohmura.

Kemenperin mencatat, pada 2016, penanaman modal asing secara keseluruhan tercatat mencapai US$ 16,68 miliar. Sedangkan, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 19,7 miliar. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan usahanya di bidang manufaktur, infrastruktur, dan jasa.

Nilai investasi Jepang ke Indonesia pada 2016 sebesar US$ 5,4 miliar atau naik 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 2,9 miliar. Beberapa industri Jepang yang cukup aktif berinvestasi di Indonesia, antara lain sektor otomotif, logam, mesin dan elektronika.

Tonton video menarik berikut ini: